Kota Bogor kian dikenal dengan sebutan "Kota Hujan" dikarenakan tingginya intensitas curah hujan dan adanya berbagai gunung yang mengelilingi kota tersebut.
Seperti Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Gede sehingga memudahkan awan membentuk di sekitar area Bogor.
Dengan adanya intensitas curah hujan yang tinggi, pemerintah dan beberapa komunitas peduli lingkungan yang termasuk didalamnya terdapat bidang pertanian tidak hanya diam, melainkan mengayomi masyarakat untuk memanfaatkan sisa lahan kosong untuk dijadikan sebagai pertanian perkotaan atau dalam bahasa inggrisnya biasa disebut dengan "urban farming."
Mereka memanfaatkan ilmu pertanian dengan berbagai cara yang salah satunya menerapkan urban farming yang diharapkan dapat berguna di masa depan nanti.
Khususnya di daerah perkotaan yang cenderung menghasilkan polusi yang menakutkan bagi kesehatan dunia.
Untuk lebih jelasnya, ilmu pertanian adalah salah satu bidang ilmu multidispliner yang luas dan mencakup bagian dari ilmu eksakta, ilmu alam, ilmu ekonomi dan sosial, yang digunakan dalam praktik dan pemahaman pertanian.
Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk produksi tumbuhan dan hewan demi memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pertanian dalam arti luas diartikan sebagai usaha budidaya tanaman, ternak, ikan, dan hutan agar memberikan suatu hasil.
Sedangkan pertanian dalam arti sempit dapat diartikan sebagai budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan tanaman pakan ternak.
Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengembangkan program pertanian perkotaan atau "urban farming" dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah, untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan warga setempat.
Dengan berjalannya program urban farming diharapkan masyarakat Kota Bogor dapat lebih tertarik dan menerapkannya di rumahnya masing-masing.