Mohon tunggu...
Fadhil Wildany Ulinnuha
Fadhil Wildany Ulinnuha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dari Kita Oleh Kita dan Untuk Kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bentuk Perumahan atau Permukiman Modern

2 November 2020   19:28 Diperbarui: 2 November 2020   19:55 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana terdapat kemungkinan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya, Maka secara tidak langsung aspek kehidupan sosial sangat penting bagi setiap individu maupun kelompok. Oleh karena itu, terkadang suatu hal yang perlu dilakukan sebelum memilih suatu tempat tinggal di perumahan yaitu melihat bagaimana kehidupan sosialnya. Dengan begitu, aktivitas sehari-hari rumah tangga dapat berjalan dengan baik. Oleh karenanya, masih banyak masyarakat yang lebih memilih bentuk perumahan horizontal dibanding vertikal.

Namun, selain melihat dari sisi sosial tersebut suatu hal yang perlu kita perhatikan sebelum memilih suatu tempat tinggal di perumahan adalah aspek tata ruangnya. Mengapa? Karena dengan memilih suatu perumahan yang memiliki aspek tata ruang yang baik, maka secara tidak langsung kita telah membantu pemerintah dalam tatanan kebijakan kewilayahan terutama perumahan yang berada dalam perkotaan.

Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu permasalahan yang berada di perkotaan yaitu perumahan perkotaan yang dimana dibangun secara asal dan tidak memperhatikan aspek kestrategisannya. Kemudian, permasalahan-permasalahan lainnya seperti suatu lahan semakin terbatas sehingga menyebabkan harga nilai lahan semakin meningkat. 

Ini merupakan suatu permasalahan yang cukup membahayakan apabila disuatu wilayah terdapat angka kemiskinan yang tinggi. Hal ini menjadi berbanding lurus yang buruk antara nilai lahan semakin tinggi dan angka kemiskinan yang tinggi. Maka akan terjadi akibat sebelumnya yaitu pembangunan perumahan yang dibangun tanpa letak kestrategisannya. Sehingga yang terjadi hanyalah menghabiskan suatu lahan tanpa memikirkan aspek fungsional kedepannya.

Tentunya keadaan tersebut juga memaksa masyarakat untuk memilih kawasan padat yang letaknya berdekatan dengan pusat kota. Pusat kota adalah kawasan perkotaan yang memiliki berbagai pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, pendidikan, sosial dan budaya. Sehingga sangat jarang disana terdapat sistem permukiman yang sehat bagi penduduknya. Dan pada akhirnya disebut sebagai kawasan kumuh.

Mengatasi hal tersebut, terdapat beberapa alternatif untuk mengatasinya seperti bentuk perumahan yang dibangun secara vertikal yang dimana memanfaatkan lahan sebaik mungkin sehingga tidak terjadinya pemborosan lahan. Dan bentuk perumahan vertikal ini sudah banyak digunakan di negara-negara modern seperti singapura dan sebagainya. 

Mengetahui hal tersebut, seharusnya pemerintah dan masyarakat harus bisa bekerja sama dalam mencontoh negara tersebut. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai perumahan vertikal dan masyarakat mematuhi kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut. Karena bagaimanapun juga, saat ini Indonesia masih banyak terdapat tempat atau wilayah yang kumuh. Selain berdampak pada sistem tata wilayah yang baik, wilayah kumuh atau permukiman kumuh dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Oleh karena itu, diharapkan pemerintah untuk segera mengatasi permukiman padat atau kumuh ini, selain mengurangi dampak lahan yang digunakan secara sembarang hal itu juga dapat mengurangi tingkat kemacetan suatu daerah. Dan diharapkan masyarakat sudah mulai membiasakan diri atau beradaptasi mengenai bentuk perumahan vertikal ini. 

Seperti halnya kutipan dari pakar atau ahli biologi Charles Darwin bahwa “Bukanlah spesies yang paling kuat atau paling cerdas yang mampu survive, tetapi mereka yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan.” yang secara tidak langsung kita diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan zaman ini tanpa melihat kenyamanan dan keegoisan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun