Mohon tunggu...
Fadhil
Fadhil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Brawijaya, Program Studi Peternakan yang suka mengeksplor hal-hal diluar nalar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dosen dan Mahasiswa MMD UB Gelar Sosialisasi Penggunaan Pupuk Organik di Desa Tulungrejo, Malang

1 September 2023   20:40 Diperbarui: 1 September 2023   20:41 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi


Kamis lalu (20/07/2023) Dosen Pemimbimbing Lapang (DPL) dan Mahasiswa MMD UB inisiatif adakan sosialisasi mengenai penggunaan pupuk organik bagi petani di Desa Tulungrejo. Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Desa Tulungrejo merupakan sebuah desa yang berkembang dengan potensi pertanian. Wilayah Desa Tulungrejo secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian. Kesuburan tanah di Desa Tulungrejo sendiri terbagi sebagai berikut : sangat subur 10, 600 Ha, subur 248, 865 Ha, sedang 45,800 Ha, tidak subur/kritis 0 Ha, Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah Desa Tulungrejo sangat cocok untuk sektor pertanian.

Permasalahan utama pada bidang pertanian di Desa Tulungrejo adalah tingginya hama dan penyakit yang menyerang tanaman budidaya. Dalam menanggulangi hal ini pun, para petani masih terbatas pada penggunaan pestisida kimia. Petani di Desa Tulungrejo juga banyak yang belum mengetahui tentang Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Kendala ini yang mendorong Dosen Pembimbing Lapang beserta tim MMD di Desa Tulungrejo untuk menggelar acara sosialisasi yang berjudul " Pengenalan dan Aplikasi Plant Growth and Promoting Rhizobacteria (PGPR)". Acara tersebut ditujukan kepada petani di Desa Tulungrejo dengan harapan dapat memberikan pengetahuan kepada petani tentang manfaat PGPR bagi kesehatan tanaman.

      "PGPR (Plant Growth and Promoting Rhizobcteria) itu kalau umumnya dikenal sebagai pupuk organik" tutur Ibu Yohana, Dosen Pembimbing Lapang yang sekaligus menjadi pemateri pada acara sosialisasi tersebut. PGPR merupakan sekelompok bakteri menguntungkan yang dapat  membantu pertumbuhan tanaman dengan cara yang ramah lingkungan.  Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup pada akar tanaman.

        "Jadi MUPUS ini merupakan pupuk organik yang isinya adalah makhluk hidup berupa rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman" ucap Ibu Yohana sembari menunjukkan produk MUPUS, pupuk organik yang merupakan aplikasi dari PGPR.         

              MUPUS ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dikarenakan bakteri baik yang terkandung dalam mupus ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen bebas dari alam. Kemudian bakteri tersebut mengubah nitrogen menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman. PGPR juga memberikan pasokan mineral penting lainnya seperti fosfor dan kalium bagi tanaman.

              "PGPR tidak hanya berperan dalam memasok nutrisi bagi tanaman, PGPR juga berperan sebagai bioprotektan, yaitu agen pengendali hama" jelas Ibu Yohana. Kerja bakteri PGPR sebagai bioprotektan yaitu dengan cara menghasilkan antibiotik dan menginduksi tanaman. Kinerja bakteri tersebut diperlukan untuk memroduksi  senyawa ketahanan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan tanaman.

              "Baik, lalu bagaimana untuk penggunaan MUPUS ini sebagai pupuk organik pada tanamanan budidaya pertanian?" tanya salah satu petani, yang menjadi hadirin pada acara sosialisasi ini.

              "Jadi untuk penggunaannya yaitu menggunakan takaran 10ml (satu tutuo botol) cairan MUPUS dilarutkan dengan air 1L. Nah untuk penggunaanya pada bibit dan benih berbeda mekanisme. Pada benih, benih direndem  pada larutan mupus yang telah dilarutkan dengan air sesuai takaran selama 10 menit -24 jam tergantung jenis benih, kemudian dikeringkan ditempat yang teduh sebelum disemai. Penggunaan untuk bibit , akar pada bibit dicelupkan. Sedangkan untuk steak dapat direndam selama 1-3 jam' jawab Ibu Yohana menanggapi pertanyaan salah satu pertanyaan petani Desa Tulungrejo.

              Lanjutnya, serangkaian informasi dari kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan wawasan kepada petani mengenai pengendalian hama dan penyakit yang lebih ramah lingkungan. Terlaksananya sosialisasi pengenalan PGPR ini juga diharapkan mampu mengurangi penggunaan pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Serta terciptanya desa binaan yang mengutamakan Pengendalian Hama Terpadu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun