Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Al Munawwar
Muhammad Fadhil Al Munawwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi Saya Membaca (Novel)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hereditas Lingkungan dalam Proses Perkembangan Manusia

11 November 2024   14:00 Diperbarui: 11 November 2024   14:03 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hereditas lingkungan merujuk pada pengaruh kondisi eksternal yang membentuk perkembangan individu, termasuk aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Lingkungan bukan hanya berarti alam sekitar, tetapi juga mencakup kondisi rumah tangga, pola asuh keluarga, struktur sosial, kebudayaan, nilai-nilai masyarakat, serta pendidikan dan lingkungan ekonomi. Lingkungan ini dapat memengaruhi bagaimana individu mengembangkan potensi dan kemampuan bawaan (genetis) yang ada dalam dirinya, sehingga terdapat hubungan dinamis antara faktor hereditas (genetik) dan lingkungan.

Sejak usia dini, keluarga menjadi lingkungan pertama yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Misalnya, pola asuh yang positif, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional yang konsisten mampu memberikan rasa aman dan kepercayaan diri pada anak. Lingkungan keluarga juga menjadi tempat pertama anak memperoleh pendidikan tentang nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang akan dipegangnya di masa dewasa. Jika lingkungan keluarga tidak kondusif, seperti adanya konflik yang berlarut-larut atau kurangnya perhatian, perkembangan emosi dan psikologis anak dapat terganggu. Hal ini dapat berdampak pada kepribadian serta kemampuan sosial anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain di luar keluarga.

Selain keluarga, lingkungan pendidikan juga berperan besar dalam membentuk kepribadian dan keterampilan sosial individu. Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar akademik, tetapi juga menjadi ruang di mana individu berinteraksi dengan teman sebaya dan guru yang berbeda latar belakang. Di sekolah, individu mempelajari nilai-nilai seperti kerja sama, tanggung jawab, dan sikap disiplin. Guru yang mendukung dan lingkungan belajar yang positif akan mendorong perkembangan potensi akademik dan sosial individu. Sebaliknya, kondisi belajar yang tidak memadai atau kurangnya motivasi dari lingkungan pendidikan dapat menghambat perkembangan intelektual dan psikososial.

Selain itu, lingkungan sosial dan budaya tempat individu tumbuh juga berpengaruh dalam proses pembentukan identitas diri. Budaya memberikan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat dan membentuk pandangan individu mengenai dirinya dan orang lain. Nilai-nilai budaya seperti sopan santun, solidaritas, serta pandangan mengenai peran gender, semuanya adalah warisan lingkungan yang mempengaruhi pandangan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Di berbagai masyarakat, nilai-nilai ini mungkin berbeda dan dapat memengaruhi bagaimana seseorang menilai baik atau buruk suatu perilaku.

Faktor ekonomi juga menjadi bagian penting dalam lingkungan yang memengaruhi perkembangan manusia. Tingkat ekonomi keluarga, misalnya, bisa menentukan akses individu terhadap pendidikan, gizi yang baik, dan layanan kesehatan. Individu yang tumbuh dalam kondisi ekonomi yang stabil biasanya memiliki peluang lebih baik dalam pengembangan fisik dan mentalnya karena mendapatkan dukungan yang cukup. Di sisi lain, kondisi ekonomi yang kurang stabil dapat menimbulkan tekanan psikologis, mempengaruhi kesehatan mental, dan pada akhirnya dapat membatasi pengembangan diri seseorang.

Keseluruhan proses perkembangan manusia adalah hasil interaksi antara hereditas (genetik) dan pengaruh lingkungan. Meskipun individu dilahirkan dengan potensi genetis tertentu, perkembangan potensi ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempatnya tumbuh dan berkembang. Baik genetis maupun lingkungan saling melengkapi dan berkontribusi untuk membentuk pribadi yang unik dan berkarakter. Lingkungan yang kondusif dan suportif mampu mendukung perkembangan optimal, sedangkan lingkungan yang kurang mendukung bisa menjadi penghambat perkembangan diri manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun