Kematangan dalam psikologi belajar merujuk pada tahap perkembangan individu yang mempengaruhi kemampuan belajar. Kematangan ini memengaruhi kapan dan seberapa efektif seseorang dapat menyerap materi atau keterampilan tertentu. Faktor kematangan dianggap penting dalam berbagai teori belajar, karena belajar hanya bisa terjadi jika individu sudah siap, baik dari segi fisik maupun mental.
Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik memiliki pandangan berbeda tentang proses belajar. Teori Behavioristik menekankan pada perubahan perilaku yang bisa diamati, di mana belajar terjadi sebagai hasil dari respons yang dikondisikan terhadap rangsangan. Menurut pendekatan ini, proses belajar dapat dikontrol dengan memberi hadiah atau hukuman, dan perilaku yang diinginkan dapat diperkuat melalui pengulangan dan penguatan. Tokoh seperti B.F. Skinner dan John B. Watson berfokus pada prinsip-prinsip ini untuk mengembangkan teori perilaku.
Sebaliknya, teori belajar Humanistik lebih mengutamakan aspek internal, seperti kebutuhan, perasaan, dan tujuan individu. Teori ini memandang belajar sebagai proses yang holistik dan personal, yang melibatkan pemenuhan potensi diri serta peran pengalaman pribadi. Pendekatan Humanistik menekankan pentingnya pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan minat individu, yang memungkinkan mereka tumbuh dan mencapai aktualisasi diri. Tokoh seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers menyoroti pentingnya lingkungan yang mendukung dalam proses belajar, agar individu bisa berkembang sesuai potensi masing-masi
ng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H