Mohon tunggu...
Fadhil Alman Ramadhan
Fadhil Alman Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Telkom University Program Studi S1 Teknik Biomedis

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Film

Joker 2: Haruskah Film Ikonik Selalu Punya Sekuel?

2 November 2024   14:17 Diperbarui: 2 November 2024   14:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Todd Phillips kembali ke kursi sutradara untuk sekuel Joker, melanjutkan kesuksesan fenomenal film pertamanya yang dirilis pada 2019. Meski awalnya Phillips bersikeras tidak akan membuat kelanjutannya, Warner Bros tak ingin melewatkan peluang besar setelah Joker (2019) meraup pendapatan fantastis lebih dari 16 triliun rupiah di box office global. 

Kabar ini sempat memicu pro dan kontra di kalangan penggemar film, yang merasa bahwa interpretasi Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck sempurna sebagai film tunggal. Namun, tak bisa dipungkiri, Joker (2019) mengantarkan Phoenix meraih piala Academy Award sebagai Aktor Terbaik, serta mendapatkan rating 8,4/10 di IMDb yang membuktikan daya tarik tak terbantahkan dari karakter yang ikonik ini. Sebelumnya, Warner Bros telah mengonfirmasi bahwa Joker 2 akan mengusung tema musikal, menghadirkan formula baru yang segar dalam dunia sinematik DC Comics.                                     

Akhirnya, Joker 2 resmi dirilis dengan judul "Joker: Folie Deux", yang diambil dari bahasa Prancis dan berarti "kegilaan yang dibagi oleh dua orang". Judul ini menggambarkan hubungan cinta tragis antara Harley Quinn, yang diperankan oleh Lady Gaga, dengan Arthur Fleck, yang kembali dimainkan oleh Joaquin Phoenix. Film berdurasi 2 jam 18 menit ini menawarkan cerita yang tipis, seolah-olah keberadaan sekuel ini tidak akan memengaruhi alur cerita dari film pertamanya. Bakat musikal Lady Gaga tak diragukan lagi, meski porsi aktingnya terasa kurang maksimal. 

Pembukaan film cukup menarik, namun plot perlahan kehilangan arah di pertengahan hingga akhir, dengan ending yang terasa menggantung dan kurang memiliki fondasi yang jelas. Porsi musikal yang berlebihan justru menutupi plot cerita, yang dianggap terlalu tipis. Meskipun musikalnya menarik, alur yang melompat-lompat membuat penonton bingung membedakan antara adegan musikal yang nyata dan yang hanyalah mimpi. Di balik semua itu, sinematografi film ini patut diacungi jempol, bahkan lebih baik dari film pertamanya, terutama dalam aspek pencahayaan yang lebih dramatis dan memukau.

Hasilnya, Joker 2 hanya meraih rating sementara 5,3/10 di IMDb. Bukan hanya di IMDb, skor buruk juga diterima di platform lain seperti Rotten Tomatoes, Google Review, dan Letterboxd. Satu-satunya aspek yang banyak dipuji adalah kualitas akting, sementara elemen lainnya dianggap mengecewakan oleh mayoritas penonton. 

Banyaknya ulasan negatif ini mencoreng reputasi film Joker yang ikonik pada 2019. Meski demikian, ada satu aspek positif selain ketidakpedulian film ini terhadap ekspektasi penonton, yakni penampilan para aktor. Baik Lady Gaga maupun Joaquin Phoenix jelas menunjukkan totalitas dalam menghidupkan karakter mereka. Terutama saat bernyanyi, keduanya menghadirkan kualitas vokal profesional yang memikat, meski tetap rendah hati dan terasa nyata dalam konteks kehidupan karakter mereka. 

Lady Gaga tampil konsisten sepanjang film, sementara penampilan Phoenix, meski tetap memukau, akhirnya terasa berubah menjadi eksibisionisme narsistik seperti dalam adegan tarian Joker yang tampak seperti gerakan peregangan sebelum yoga. Meski begitu, apa pun bentuknya, keahlian akting mereka tetap patut diakui.

Penulis :  Fadhil Alman Ramadhan 

Sumber Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun