Mohon tunggu...
Fadhel Achmad
Fadhel Achmad Mohon Tunggu... -

smart, fungkeh dan radikal

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengembalikan Fungsi Sungai Ciliwung Sebagai Sumber Kehidupan #2

2 Desember 2011   11:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jumat, 2 des 2011. Jakarta turun hujan deras di beberapa wilayah, namun dibeberapa wilayah lain hanya rintik gerimis saja. Sehingga menarik hati untuk menikmati guyuran hujan sambil bertelanjang dada.

Slesai shalat jum'at, hujan tak kunjung reda. Setengah jam perjalanan menggunakan angkutan umum akhirnya dapat juga menginjakan kaki di wilayah Condet, Jakarta Timur. ada sedikit perbedaan yg kurasakan ditengah keberadaan ku saat ini di bantaran sungai ciliwung di wilayah condet. Hamparan kebun salak condet yg luasnya tak lebih dari 7000m/persegi menjadi tempat yg baik menjadi ruang terbuka hijau yg bisa dijadikan tempat bermain, belajar dan menghabiskan waktu sambil menikmati guyuran berkah dari langit yg bernama air hujan.

Tanah becek, sedimen lumpur sisa banjir minggu sebelumnya menambah keseruan tersendiri. Seolah menarik ku kedalam dunia sendiri tentang "indahnya ciliwung yg menyajikan ruang terbuka hijau yg ada di Jakarta"

Terkadang dikondisi musim penghujan. aku memilih lari dari kenyataan rutinitas kota Jakarta dan memilih daerah pegunungan untuk menikmati musim penghujan, di wilayah terbuka dengan vegetasi tumbuhan yang teduh dan menyajikan oksigen murni. Lari kecil dan bertelanjang dada, merupakan hal yg menyenangkan saat rintik hujan jatuh dan membasahi tanah.

Rutinitas ku kini menenggelamkan keinginan tersebut. Bagai sebuah belenggu yg mengikat dan tak dapat ditolak. Kebutuhan mengibur diri dengan cara mandi hujan seolah sangat mahal kini. Kalaupun ada hujan terkadang kita hanya bisa menggerutu, bersumpah serapah "sial hujan, anjrit hujan, dan bahasa umpatan lainnya yg mengutuk maupun menyalahkan berkah tersebut". Karna hujan dianggap merugikan banyak pihak dan banyak hal bagi sekian ribu maupun jutaan populasi warga Jakarta.

Namun hujan hari ini memberi kesenangan tersendiri bagi ku pribadi. Berlari sambil telanjang dada, berkeling kebun salak, berteduh di bawah pohon pisang sambil mengamati buah sukun yg jatuh karna memang sudah matang di pohon. Mengamati kumbang pohon yg sedang mengadu asmara memenuhi insting reproduksi, menjaga keseimbangan alam, rantai makanan dan siklus yg berlaku di alam ini khususnya wilayah ekosistem condet.

Kerinduan akan kenangan mandi hujan di bantaran sungai ciliwung memicu ide nakal "mengembalikan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan" yaitu berupa ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai tempat bermain, belajar sampai sekedar menghabiskan waktu untuk refresh otak kita yg sudah penuh akan kepenatan aktifitas sehari-hari.

Bantaran sungai Ciliwung, Condet, Jakarta Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun