Mohon tunggu...
Fadh Ahmad Arifan
Fadh Ahmad Arifan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah bersekolah di MI Attaraqqie. Penggemar mie ayam dan Jemblem

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilihlah Sekolah Berdasarkan Empat Kriteria Ini

12 Februari 2018   11:05 Diperbarui: 12 Februari 2018   11:11 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Memilih Sekolah itu seperti memilih pasangan hidup, harus benar - benar diperhatikan dan jangan asal pilih. Sama seperti memilih pasangan hidup, ada 4 kriteria minimal yang harus diperhatikan sebelum meminang sekolah idaman. 

Mumpung PPDB disebagian sekolah sudah dibuka, Pilihlah sekolah karena kriteria berikut ini :

1. Cantiknya (penampilan fisik), perlu dilihat bagaimana wujud fisiknya, bangunannya, dan fasilitasnya. Dibutuhkan minimal perpustakaan, ruang multimedia dan kecukupan ruang kelas 

2. Hartanya, perlu dilihat apakah pengelola sekolah tersebut menyediakan keringanan biaya/beasiswa bagi siswa. Sekarang banyak tersedia beasiswa. Mulai donatur perorangan, lembaga amal/foundation hingga dari kemendikbud

3. Nasabnya, sebelum masuk ke sebuah sekolah, kita perlu mencari tahu asal - usul sekolah tersebut. Rekam jejaknya jelas atau tidak, di bawah yayasan yang bonafit atau tidak, tenaga pendidiknya memiliki riwayat pendidikan yang jelas atau tidak. 

Perlu diketahui, di indonesia, sekolah yang bagus itu punya masterplan yang jelas, pendidik yang militan dan dibawah naungan lembaga/persyarikatan, bukan milik yayasan pribadi apalagi berkedok profit. Repotnya lagi bila ada kerabat ketua yayasan sekolah disitu dan minta diistimewakan. Guru guru akan tersandera dan bisa diperlakukan seperti pembantu.

4. Agamanya, Wajib dipastikan bagaimana pendidikan Agama di sekolah tersebut. Kira kira pendidikan agama apa saja yang sesuai dengan kebutuhan anak kita. 

Pastikan sekolah itu tidak menyimpang aqidahnya. Hindari sekolah sekolah yang mengajarkan doktrin "takfiri", menganggap orang diluar jamaahnya najis (sehingga habis sholat dibersihkan), meyakini ada nabi setelah Rasulullah saw, mencaci maki sahabat dan mengajarkan tidak perlu sholat jumat. Sekali lagi utamakan yang sefikrah atau seakidah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun