Mohon tunggu...
Georgius SegunarPadel
Georgius SegunarPadel Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

berani untuk memulai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenangan Pastoral Stasioner

17 April 2021   06:30 Diperbarui: 17 April 2021   06:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya merasa berbangga diri, karena boleh merasakan dan menikmati kesempatan untuk berlatih menjalankan kegiatan pastoral melalui kegiatan Pastoral Stasioner ini. Kesempatan ini membawa saya untuk belajar memahami panggilan menjadi seorang calon imam sekaligus menjadi tolak ukur untuk menakar masa depan yang lebih baik. Berhadapan dengan semua proses ini, saya pun bersyukur karena dapat memberikan diri serta kemampuan bagi kebutuhan umat dan juga bagi kebutuhan panggilan pribadi saya. Ada begitu banyak hal yang telah saya laksanakan dan perjuangkan selama menjalankan masa ini. 

Selama menjalankan kegiatan Pastoral Stasioner di Stasi St. Ambrosius Semangat Baris, Paroki St. Petrus dan Paulus Batu Lima, Keuskupan Agung Medan, saya sungguh mengalami bahwa saya diterima dengan segala kelebihan dan kekurangan. Saya berusaha untuk bersikap, berkata dan berpikir dengan baik tanpa harus menyinggung perasaan orang lain. Singkatnya, saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kebutuhan umat. Umat memberikan kesempatan kepada saya untuk membagi pengalaman sekaligus belajar tentang perjuangan hidup yang dijalankan setiap hari. Saya bersyukur karena tidak perlu waktu lama untuk mengenal watak dan sikap umat. Kurang lebih empat kali pertemuan, saya sudah merasakan keakraban dengan umat. Namun, perlahan-lahan saya mulai mengenal mereka lebih dekat.

Dalam pergaulan, saya berusaha untuk memaknai dan memberi arti akan identitas yang saya miliki sekarang ini sehingga dalam pergaulan saya tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu akrab. Pergaulan saya melampaui segala jenis umur, baik itu anak-anak, orang muda dan orang tua. Dari pergaulan ini saya dapat bersenda gurau, bercerita bahkan bermain dengan anak-anak. Melalui kunjungan dari rumah ke rumah di setiap minggunya, saya menjadi lebih mengenal umat secara dekat dan mengetauhi situasi kehidupan mereka secara nyata. Saya mampu memahami situasi mereka dan terkadang kehadiran saya mejadi tempat berbagi dan mencurahkan isi hati maupun permasalahan hidup yang sedang dialami. Kebersamaan dengan mereka juga banyak menuai hal baru terutama dalam belajar berbahasa Batak Toba. Saya semakin lancar dalam berbahasa dan sudah mampu menguasai beberapa doa-doa dan nyanyian dalam bahasa Batak Toba. Semakin banyak kosakata yang saya kuasai. Saya juga belajar banyak mengenai kebiasaan orang Batak Toba seperti tarombo dan sebagainya.

Namun, saya sadar komunikasi dengan pastor Paroki kurang berjalan dengan baik ataupun saya kurang ada komunikasi yang intensif dengan pastor paroki mengenai kegiatan-kegiatan yang harus saya jalankan. Jadi kegiatan yang saya lakukan berkat inisiatif pribadi saya ataupun usulan dari para dewan stasi maupun dari umat itu sendiri. 

Merefleksikan pergaulan bersama dengan sesama yang berada di sekitar, saya tetap menjaga pola hidup sederhana, ketaatan dan selibat sebagai tiga nasihat Injil, artinya saya hadir di tengah umat salah satunya untuk belajar hidup sederhana, belajar untuk mentaati segala ajaran, perintah dan nasihat serta menjalankan pola hidup selibat. Oleh karena itu dalam pergaulan di tengah umat saya tetap membawa semangat Injil itu. Kiranya semangat Injil tetap menemani perjalanan hidup sehingga saya mampu untuk merefleksikan pola hidup dalam segala tutur kata, perbuatan dan pikiran demi terwujudnya masa depan yang cerah.

Menjalankan kegiatan pastoral selama kurang lebih tujuh bulan telah memberikan banyak pengalaman bagi saya. Dalam kegiatan pastoral saya selalu berhadapan dengan perasaan susah dan senang. Namun saya bersyukur karena selalu ada nilai lebih dari segala kegiatan pastoral yang saya lakukan.  Kegiatan ini saya jalani bersama seorang teman lainnya. 

Kami berbagi tugas dalam setiap kegiatan. Adapun beberapa kegiatan yang telah kami laksanakan seperti memberikan katekese sebelum ibadat ataupun perayaan Ekaristi, membawakan renungan, melatih koor, memberi pengajaran untuk para calon komuni pertama, orangtua yang anaknya akan dibaptis dan katekumen. Selain itu saya juga mencoba untuk merapikan dan membersihkan Gereja jika masih terlihat kotor, membantu mempersiapkan buku-buku liturgi dan peralatan liturgi jika ada perayaan Ekaristi dan menggantikan petugas liturgi yang berhalangan.

Setelah kegiatan peribadatan, kami mengunjungi rumah-rumah umat baik hanya sekedar untuk makan siang maupun untuk intensi lain seperti mengunjungi dan mendoakan orang sakit dan lain sebagainya. Kesempatan ini saya jadikan sebagai moment untuk menjalin relasi yang baik dan mengenal lebih dalam situasi dan keadaan umat yang saya layani. Saya bersyukur dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, saya masih dapat diterima oleh umat, saya didorong untuk bertindak kreatif dan cemerlang untuk menemukan cara baru yang dapat saya berikan kepada umat.

Berhadapan dengan tugas-tugas ini, saya sungguh menikmati dan menjalankannya dengan senang hati dan bertanggung jawab. Untuk semuanya itu, saya berbangga dan bersyukur karena saya bisa memberikan sesuatu untuk diri dan umat serta bisa menghasilkan nilai yang bermanfaat bagi saya dan umat. Dari semuanya itu saya mendapatkan banyak hal baru yang selama ini tidak pernah saya dapatkan dan pelajari di bangku kuliah dan untuk semuanya itu saya sangat berbangga karena bisa melakukannya dan mengembangkannya secara baik dan benar. Kegiatan Pastoral Stasioner menjadi arena latihan bagi saya untuk menghadapi situasi pastoral dalam lingkup yang lebih besar dan luas terutama persiapan untuk Tahun Orientasi Pastoral dan kegiatan pastoral lainnya kelak ketika menjadi imam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun