Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin meyakini pemilih yang belum menentukan pilihannya (undecided voter) dan pemilih mengambang (swing voter) akan melabuhkan dukungannya kepada capres-cawapres nomor urut 01.
Keyakinan itu didasarkan pada hasil survei sejumlah lembaga yang menempatkan angka undecided voter cukup tinggi. Seperti hasil survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu.
Menurut Influencer TKN, Eva Kusuma Sundari, jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas memiliki kemiripan dengan survei yang dilakukan "Polmark", lembaga milik Eep Saifullah Fatah. Angka undecided voter di dua lembaga tersebut terbilang tinggi.
Di riset-riset yang undecided voternya kecil, Jokowi memiliki perolehan suara di atas 50 persen, bahkan sampai ada yang 58 persen. Itu ada ada di delapan atau tujuh lembaga survei.
Tapi di dua riset lainnya, yaitu riset Polmark dan Lirbang Kompas suara Jokowi di sekitar angka 50-an aja. Ternyata itu karena undecided voters-nya tinggi.
Dengan demikian, perolehan elektabilitas Jokowi yang berada di kisaran 50 persen itu disebabkan perilaku undecided voter. Jadi kalau undecided voternya terbuka, maka Jokowi naik. Nah, kalau undecided voters-nya itu tidak mau jawab dan berkata rahasia, maka suara Jokowi rendah.
Hal itu menunjukkan bahwa suara undecided voter itu kecenderungannya pro ke Jokowi. Meskipun belum menyatakan pilihannya secara terbuka, tetapi memiliki kecenderungan untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 01.
Hingga saat ini, TKN Jokowi-Maruf Amin optimis akan memperoleh suara hingga 60 persen. Ini bukan mustahil, sebab semua mesin, baik partai maupun relawan, terus bergerak.
Semuanya memiliki tujuan sama, yakni menjadikan Jokowi sekali lagi dan memastikan agenda Indonesia Maju dapat terwujud. Kamu mau ikut barisan ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H