Oleh : Fadel Abraham
Pendahuluan
Permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini yakni permasalahan sampah, sementara dengan bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia maka akan bertambah juga jumlah sampah yang ada. Secara tidak sadar setiap hari kita selalu menghasilkan sampah, mulai dari bangun tidur sampai dengan kita mau tidur lagi.Â
Sesuai faktanya, meningkatnya pembelian barang dan makanan melalui daring disaat pandemi menggunakan kemasan plastik dan  penggunaan peralatan sekali pakai lainnya. Permasalahan sampah platik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan, maka akan berpotensi mencemari lingkungan dan mengingat bahwa platik itu sendiri akan terurau di dalam tanah membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun hingga 100 tahun lamanya.
Pembahasan/Isi
Dampak sampah plastik bagi lingkungan antara lain ialah tercemarnya tanah, air tanah, makhluk yang ada di dalam tanah, bahkan mencemari laut dan makhluk yang ada di laut.Â
Racun-racun dari plastik yang masuk ke dalam tanah dan air laut akan membunuh hewan-hewan yang ada di dalamnya, seperti cacing dan ikan.Kandungan zat di plastik yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai seseuai urutan rantai makanan. Sampah plastik juga menganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah, menghalangi sirkuliasi udara di dalam tanah, dan menurunkan kesuburan tanah.
Sampah plastik yang susah diurai, memiliki umur yang panjang, dan ringan untuk berterbangan sehingga plastik dapat terbang hingga ke laut sekalipun. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan sampah plastik yang mencemari laut. Hewan-hewan seperti lumba-lumba, penyu, anjing laut, paus, dan ikan kecil lainya menganggap bahwa plastik tersebut adalah makanannya.Â
Dan akhirnya hewan-hewan yang memakan plastik tersebut akan mati karena tidak dapat mencernanya, kemudian ketika hewan itu mati plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak akan hancur atau terurai dan dapat meracuni hewan lainnya.
Penyebab dari bencana banjir dikarenakan pembuangan sampah plastik yang sembarangan di sungai yang dapat mengakibatkan pendangkalan sungai dan pemyumbatan aliran sungai.
Plastik yang mudah terbakar mengakibatkan terjadinya potensi kebakaran. Asap dari pembakaran sampah plastik sangat berbahaya bagi kesehatan dikarenakan mengandung gas-gas beracun seperti hidrogen sianida ( HCN) dan karbon moksida (CO). Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai salah satu pencemaran udara serta mengakibatkan pemanasan global pada atmosfer bumi yang mengakibatkan efek jangka panjang.
Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Novrizal Tahar, mengatakan perlu membangun kesadaran masyarakat untuk memilih dan memilah sampah, tak terkecuali sampah plastik, yang penggunaannya meningkat untuk belanja daring selama pandemi COVID-19.
Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yangdihasilkan dari aktivitas manusia.