Mohon tunggu...
fadel hil hakim
fadel hil hakim Mohon Tunggu... lainnya -

pembelajar tanpa henti, praktisi kajian strategis pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hah!? Masa Anggaran Pakaian dan Furniture SBY Cuma 42 Milyar Rupiah!

24 September 2010   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_268180" align="alignnone" width="250" caption="pakaian dan furniture"][/caption] Mungkin ketika anda membaca judul note yang saya angkat di atas anda terkejut, mengapa uang yang senilai Rp. 42.000.000.000,00 (empat puluh dua milyar rupiah) hanya menggunakan kata cuma atau dianggap kecil saja. hmmm... ini jelas tidak sesuai dengan kampanye SBY yang mengatakan bahwa ini saatnya kita untuk hemat, dan menyerukan kepada takyatnya untuk hemat, mulai hemat listrik sampai hemat konflik. Anggaran pakaian dan furniture Presiden SBY yang mencapai Rp 42 miliar sangatlah berlebihan. karena kalo kita bandingkan dengan dana yang segitu "kecilnya"  mungkin kita sudah bisa membuka 1000 butik baju. bukan begitu... iya benar presiden sebagai simbol negara, simbol pemerintah, tetapi apakah keadaan rakyat indonesia bukan juga simbol  pemerintah itu sendiri, marilah kita tengok kebelakang bagaimana nasib jutaan anak terlantar yang ada di indonesia. mengutip pernyataan Ruhut "Serahkan saja kepada DPR untuk pengawasannya. Kan sudah ada mekanismenya," yaaah memang benar fungsi pengawasan terletak pada DPR tapi apakah hanya DPR saja yang berhak melakukan pengawasan, sejauh yang mana kita lihat belum ada dampak dari pengawasan dari DPR itu sendiri yang sanagat kentara dalam sistem negara ini. wew Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) sebelumnya melansir data soal anggaran Rp 42 miliar untuk pos anggaran baju baru Presiden dan furniture. pada APBN 2010, FITRA menyebut total anggaran untuk Istana Presiden mencapai Rp 203,8 miliar. Sebagai contoh dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat NegaraTahun 2010 disebutkan, Presiden akan membeli furniture untuk rumah jabatan senilai Rp 42 miliar dan Rp 60 miliar untuk renovasi gedung Setneg. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) lagi-lagi menyoroti anggaran pemerintah yang dinilai terlalu tinggi. Kali ini lembaga Kepresidenan yang dikritisi karena menghabiskan lebih dari 42 miliar hanya untuk pos anggaran baju baru Presiden dan furniture. Pada APBN 2010, Fitra menyebut total anggaran untuk Istana Presiden mencapai Rp 203,8 miliar. Sebagai contoh dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat Negara Tahun 2010 disebutkan, Presiden akan membeli furniture untuk rumah jabatan senilai Rp 42 miliar dan Rp 60 miliar untuk renovasi gedung Setneg. Ruang rumah jabatan akan dipenuhi furniture yang mewah, dan tentu, anggaran pembelian furniture, serta renovasi gedung Setneg ini sangat boros, dan tidak sentisif terhadap kehidupan masyarakat miskin yang tentunya tidak tahu menau  soal anggaran dana tersebut. bagaimana kalo masyarakat yang berpendapatan 7000 perak per hari mengetahui anggaran pakaian presiden mereka yang mereka hormati. Berikut rincian penggunaan anggaran untuk Presiden sebagaimana disampaikan Fitra.

  1. Membeli Baju Presiden Rp 839 juta
  2. Membeli Furniture Rp 42 miliar
  3. Renovasi Gedung Setneg Rp 60 miliar
  4. Road Blocker Rp 49 miliar
  5. Pengamanan fisik dan non fisik VVIP Presiden Rp 52 miliar Jumlah Rp 203,8 miliar

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sama sekali tidak pernah meminta negara menganggarkan hal yang aneh-aneh untuk kepentingan pribadinya selama menjabat sebagai Kepala Negara hingga jabatannya yang kedua kalinya ini. Apalagi untuk alokasi dana bagi pakaian dan furniture rumah dinasnya. Bantahan itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi saat ditanya pers di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (23/9/2010). aku pun tertawa melihat pendapat mensesneg tersebut. mungkin benar dia tidak meminta tapi apabila ada tawaran apakah dia akan menolak. lanjutnya "Mana mungkin Presiden meminta-minta anggaran untuk pakaian, furniture dan lain-lainnya. Satu sen pun, Presiden tidak pernah memakainya untuk kepentingan pribadinya. Jadi, data lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu sama sekali tidak benar," tandas Sudi. Sebelumnya, sebagaimana diberitakan media massa, LSM Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyampaikan dalam siaran persnya, meskipun Presiden Yudhoyono sering menyampaikan agar bangsa Indonesia melakukan penghematan, tetapi ternyata menetapkan anggaran untuk pakaian dinas, furnitur untuk rumah dinasnya dan lainnya mencapai angka puluhan miliar. apakah ini yang terjadi di negri ini, apakah selalu begini bagaimana mungkin rakyat tidak menjerit bila mengetahu rintihannya hanya di jadikan sandal jepit yang selalu di injak "wahai mantan rakyat, yang sekarang menjadi orang hebat, yang tak tahu dengan keadaan masyarakat, apakah kamu pernah menjadi rakyat yang benar-benar melarat, apakah benar anda dulu adalah seorang rakyat. yang pernah ikut menhujat, sekarang menjadi orang yang mati rasa karena terlalu hemat.  apaka rakyatmu masih perlu berhemat"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun