Mohon tunggu...
Muhammad FachriNajih
Muhammad FachriNajih Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Mapel Bahasa Jawa di MAS Sholahuddin, Demung Kerangkulon Wonosalam Demak Jawa Tengah. dengan tugas tambahan sebagai WAkil Kepala Bagian Sarana Prasarana

Saya seorang pengajar ekstra Seni Musik, lebih berfokus pada musik religi Islam (rebana) baik dalam ranah olah Vokal, Rebana Tradisional, maupun Rebana Kontemporer. selain di bidang seni, saya lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca dan olah raga (untuk saat ini tenis meja) Kepribadian yang terbuka, suka 'berjagong ria' , serta menginginkan hal yang baru (belum pernah dicoba, walau minim pengetahuan) untuk dilakukan, merupakan kepribadian yang oaling menonjol pada diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MA Sholahuddin Gelar Puncak Tadabbur Maulid Mode Kraton Mataram Islam

17 September 2024   19:14 Diperbarui: 17 September 2024   19:24 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIM Media MA Sholahuddin

**Berita: Madrasah Aliyah Sholahuddin Gelar Tadabbur Maulid Nabi Muhammad Bertema "Nabi Muhammad Nabine Wong Sak Alam Dunya"**
*Demak, 17 September 2024* -- Madrasah Aliyah Sholahuddin menggelar peringatan **Tadabbur Maulid Nabi Muhammad SAW** dengan tema **"Nabi Muhammad Nabine Wong Sak Alam Dunya"** pada Selasa, 17 September 2024. Kegiatan ini berlangsung dengan nuansa yang kental akan budaya Jawa, khususnya tradisi **Keraton Jawa Mataram Islam**, menjadikannya sebuah pagelaran yang kaya akan nilai spiritual sekaligus budaya.

Dalam Tadabbur Maulid ini, setiap pembacaan syair-syair Maulid diiringi oleh **gamelan Jawa**, memperkuat unsur tradisi lokal yang menyatu dengan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Gamelan, dengan iramanya yang syahdu, menghadirkan suasana yang khusyuk dan sakral, membangkitkan perasaan cinta dan hormat yang mendalam terhadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

**Budaya Jawa dalam Tadabbur Maulid**

Pagelaran ini menjadi bukti bahwa kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dapat diekspresikan melalui berbagai bentuk budaya yang berbeda, sesuai dengan tradisi masing-masing. Seperti disampaikan dalam tema **"Nabi Muhammad Nabine Wong Sak Alam Dunya"**, kegiatan ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi bagi seluruh manusia, termasuk bagi masyarakat Jawa yang memiliki cara unik dalam menunjukkan cintanya kepada Rasulullah.

Kepala Madrasah Aliyah Sholahuddin, **Bapak H. Ali Akhmadi, SE**, menyampaikan bahwa pagelaran Tadabbur Maulid ini merupakan perwujudan nyata dari konsep **Rahmatan lil 'Alamin**. "Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam. Dengan Tadabbur Maulid yang berbalut budaya Jawa ini, kami ingin menunjukkan bahwa orang Jawa pun memiliki Nabi yang sama, Nabi Muhammad SAW, dan kami mengekspresikan cinta kami dengan cara yang sesuai dengan budaya kami. Ini adalah bukti bahwa budaya tidak memisahkan kita dari agama, melainkan memperkaya cara kita mengekspresikan iman," ujar beliau.

**Madrasah Sebagai Benteng Kebudayaan**

Tidak hanya sebagai perayaan keagamaan, Tadabbur Maulid ini juga berfungsi sebagai deklarasi bahwa **Madrasah Aliyah Sholahuddin** merupakan satu-satunya madrasah di Kabupaten Demak yang menjadi **benteng kebudayaan**. Sebagai institusi pendidikan, Madrasah Aliyah Sholahuddin terus berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Jawa dalam bingkai Islam, sekaligus menguatkan posisi madrasah sebagai penjaga tradisi dan nilai-nilai lokal yang berakar kuat dalam masyarakat.

"Kami tidak hanya mendidik siswa secara akademis dan agama, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga budaya Jawa yang telah menjadi bagian dari identitas kami. Ini adalah wujud sinergi antara nilai-nilai agama dan tradisi lokal yang harmonis," tambah Bapak H. Ali Akhmadi.

**Penguatan Cinta Nabi dalam Tradisi Jawa**

Tadabbur Maulid yang diadakan di MA Sholahuddin ini bukan hanya sekadar perayaan Maulid pada umumnya, tetapi juga menjadi momen penting untuk merenungkan dan memperkuat cinta kepada Nabi Muhammad SAW dalam konteks budaya. Dengan melibatkan seni gamelan dan suasana khas Jawa, para peserta didik diajak untuk menyadari bahwa kecintaan kepada Rasulullah dapat diungkapkan melalui berbagai bentuk seni dan budaya yang memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat.

Pagelaran ini diharapkan dapat menginspirasi para siswa untuk tidak hanya mengenal lebih dalam tentang sejarah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menghargai dan melestarikan budaya mereka sebagai bentuk cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun