Latar Belakang Konflik: Akar Permasalahan Suriah
Akar konflik Suriah berakar pada sejumlah faktor kritis:
1. Rezim Otoriter
- Pemerintahan Bashar al-Assad, yang diwariskan dari ayahnya Hafez al-Assad sejak 1971, menerapkan sistem pemerintahan otoriter dan represif
- Minoritas etnis Alawiyah mendominasi struktur kekuasaan, membatasi partisipasi kelompok etnis dan agama lain
2. Ketegangan Sosial-Ekonomi
- Pengangguran tinggi, terutama di kalangan generasi muda
- Kesenjangan ekonomi yang tajam antara elit berkuasa dan mayoritas penduduk
- Krisis ekonomi yang diperburuk kekeringan dan gagal panen pada 2006-2010
3. Gelombang Arab Spring
- Pada Maret 2011, demonstrasi anti-pemerintah pecah di Daraa, terinspirasi revolusi di Tunisia dan Mesir
- Protes damai ditanggapi rezim dengan kekerasan, memicu eskalasi konflik
4. Fragmentasi Etnis dan Agama
- Komposisi penduduk kompleks: mayoritas Sunni, minoritas Alawiyah, Kristen, Druze, dan Kurdish
- Polarisasi politik yang mendalam berdasarkan garis etnis dan agama
5. Campur Tangan Internasional
- Keterlibatan Rusia dan Iran mendukung rezim Assad
- Amerika Serikat, Turkey, dan negara-negara Gulf mendukung oposisi
- Munculnya ISIS memperumit konflik, membuka panggung perang proksi multinasional
Kompleksitas ini mengubah konflik Suriah dari protes sipil menjadi perang saudara berkepanjangan dengan dampak kemanusiaan yang menghancurkan.
Faktor Pemicu: Lebih dari Sekadar Pemberontakan
Sebelum pecahnya konflik, Suriah dilanda persoalan fundamental yang saling berkaitan erat. Krisis struktural ini membentuk bom waktu sosial yang siap meledak:
Dimensi Ekonomi dan Sosial:
Meskipun secara teoritis memiliki potensi ekonomi, Suriah terperangkap dalam lingkaran setan kemiskinan dan ketimpangan. Pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan generasi muda, menciptakan ketegangan sosial yang mendalam. Korupsi sistemik merambah seluruh sektor pemerintahan, mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.