Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gua Arung Palakka dan Pulau Makassar di Buton

18 Mei 2011   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="" align="alignleft" width="330" caption="Keraton Kesultanan Buton"][/caption] Kesempatan ke Buton (Baubau), Sulawesi Tenggara, saya manfaatkan untuk mengunjungi benteng Wolio dalam wilayah Keraton Kesultanan Buton. Menurut informasi, benteng itu menjadi yang terluas di dunia, yaitu seluas 22,8 hektar. Ada satu tempat menarik di benteng Wolio: Liana Latoondu, gua di dinding tebing bagian timur. Gua itu adalah tempat persembunyian Arung Palakka dari pasukan Bontomarannu yang datang mencarinya. ***** Diceritakan bahwa sekira tahun 1660-1661, pasukan Bontomarannu dari Kerajaan Gowa datang ke Kesultanan Buton untuk mencari Arung Palakka. Ketika bertemu Sultan Buton, La Awu Sultan Malik Surullah, terjadi perdebatan tentang keberadaan Arung Palakka. “Saya tidak bohong. Tapi kalau benar Arung Palakka ada di atas tanah Buton, saya bersumpah seluruh rakyat Buton akan terkena pogoso (bibir pecah-pecah)," kata sultan Buton untuk meyakinkan pasukan Bontomarannu. Raja Buton dan rakyatnya akhirnya memang tidak termakan sumpah, sebab Arung Palakka yang bergelar Petta Malampe'e Gemme’na (Pangeran yang Berambut Panjang) itu bersembunyi di sebuah 'gua' berbatu, bukannya di atas 'tanah' Buton. Hingga kini, gua persembunyian Arung Palakka itu masih utuh dan sering dikunjungi para wisatawan. Jalanan setapak di bibir tebing curam yang di sekitarnya sudah disemen dibangun untuk memudahkan orang mencapai dan melihat gua. Di Buton, Arung Palakka dikenal dengan nama Latoondu. Diambil dari dua kata: La (awalan untuk nama laki-laki di masyarakat Buton) dan Tounru (Sang Penakluk, salah satu julukan Arung Palakka). Karenanya, gua persembunyian Raja Bone itu dinamai Liana Latoondu, guanya Arung Palakka. Perlindungan yang diberikan Sultan Buton ternyata terus dikenang dan menjadi dendam tersendiri bagi Kerajaan Gowa. Sekira tahun 1666, Sultan Hasanuddin pun mengirimkan armada berkekuatan 20.000 personal untuk menyerbu Kesultanan Buton. ***** Dari atas benteng Wolio, tampak padat keadaan kota Bau-bau. Tampak pula sebuah pulau kecil sekira 10 menit jaraknya dari Baubau jika ditempuh dengan perahu mesin. Nama pulau itu adalah pulau Makassar. Ada beberapa versi untuk menjelaskan perihal penamaan Makassar untuk pulau berbentuk lingkaran dan memiliki luas sekira 104 kilometer tersebut. Pertama, di pulau itulah para pasukan Sultan Hasanuddin bermukim. Pasukan itu enggan pulang ke Gowa lantaran gagal menemukan Arung Palakka. Apalagi jika mereka gagal, hukuman dari Raja Gowa akan menanti. Kedua, pulau itu dulunya dijadikan tempat untuk menahan sekira 5.000 pasukan Bontomarannu. Pasukan Bontomarannu itu ditahan oleh pasukan Kompeni yang didatangkan dari Batavia ketika Gowa menyerang Buton pada 1666. Liana Latoondu...Pulau Makassar...sejarah yang menarik! Sumber: Tulisan Sumpah Bibir Pecah Arung Palakka di Buton, oleh Anwar Jimpe Rachman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun