Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia dan Pengetahuan

22 Desember 2020   12:37 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:48 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika manusia lahir, dia dibekali akal dan panca indera. Dengan bekal itu, manusia kemudian tumbuh, berpikir, berpengalaman, dan ujungya: berpengetahuan.

Manusia menjadi tahu: kulit itu sakit kalau dicubit, pohon itu meneduhkan, alam itu indah, manusia lain marah kalau disakiti, benda yang di atas itu akan jatuh kalau tidak ada penyangganya, dan hal-hal lainnya.

Pengetahuan manusia tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan alamiah: pengetahuan yang terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Pengetahuan itu muncul karena hasil coba-coba dan akal-akalan. Kadang juga muncul secara kebetulan.

*****

Dalam perjalanannya, manusia lalu bersekolah. Di sekolah, manusia dituntut untuk mengkaji. Pengetahuan yang diperolehnya secara alamiah dikaji lebih dalam lagi. Diteliti secara lebih ketat, sistematis, terkontrol, dan konsisten.

Secara alamiah, kita tahu bahwa benda yang di atas itu akan jatuh kalau tidak ada penyangganya. Tapi setelah dikaji, ternyata benda itu bisa tidak jatuh. Syaratnya: harus ada mesin yang menjalankan dan menerbangkannya. Harus pula didesain bodinya agar simetris dan seimbang.

Pengetahuan dari hasil pengkajian tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan ilmiah. Ujung  dari pengetahuan ilmiah adalah terciptanya teori: dalil-dalil penjelasan dari hasil kajian yang telah dilakukan.

*****

Pengetahuan akan rugi jika hanya berhenti di teori. Teori harus diubah menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia itu sendiri. Ukuran berguna sederhana saja: memudahkan hidup manusia.

Upaya manusia untuk mengubah teori menjadi sesuatu yang berguna diistilahkan sebagai pengetahuan teknik/terapan. Ujung dari pengetahuan teknik/terapan adalah karya, penemuan.

"We need result. Applicable result!" Kata seorang Professor Matematika di hadapan para mahasiswa baru Harvard University.

Kembali kepada contoh di atas: pengetahuan alamiah menemukan bahwa benda yang di atas akan jatuh ketika tidak ada penyangganya. Tapi kemudian, pengetahuan ilmiah menemukan sebuah teori yang menjelaskan benda bisa tidak jatuh tanpa penyangga. Dan lalu, pengetahuan teknik/terapan mewujudkannya dalam sebuah karya: pesawat, helikopter, drone, dll.

*****

Pengetahuan alamiah, ilmiah, dan teknik/terapan adalah pengetahuan yang bisa dilihat proses dan hasilnya, dari awal sampai akhir. Ketiga pengetahuan ini kita rangkum saja dengan satu istilah: pengetahuan empiris.

Empiris arti sederhananya: bisa dijangkau akal dan panca indera. Indikator pengetahuan empiris juga sangat sederhana: masuk akal; tidak masuk akal.

Dalam kehidupan manusia, ternyata ada juga pengetahuan yang tidak bisa dijangkau akal dan panca indera. Kita istilahkan sebagai pengetahuan nonempiris. Indikator pengetahuan nonempiris sederhana saja: yakin; tidak yakin. Percaya; tidak percaya.

Agama adalah salah satu contoh dari pengetahuan nonempiris. Berawal dari wahyu; berujung pada dunia lain yang disebut akhirat. Ditengah-tengahnya ada Nabi dan ajarannya yang bersifat doktrinal.

Budaya adalah contoh lainnya. Ketika orangtua kita bilang begini dan begitu, kita ikut saja. Tanpa bertanya; apalagi mengkaji. Kata andalan yang terkadang keluar: itu warisan dari nenek-nenek kita.

Tapi yang menarik dari agama dan budaya adalah -meskipun prosesnya nonempiris- sangat fungsional bagi manusia. Apalagi jika dikaitkan dengan perilaku manusia. Itulah mengapa keduanya bertahan sampai berabad-abad lamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun