2. Rendah hati untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan dengan Amerika Serikat.
Sudah tertulis dalam sejarah, sejak Perang Dunia kedua selesai, yang menjadi pusat ekonomi dunia adalah Amerika Serikat. Negara-negara eropa barat berhasil bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi setelah PD II, berkat bantuan dan dana dari Amerika Serikat. Penyebaran ekonomi ibarat tanaman, ketika disemaikan benih di di tempat baru dapat tumbuh dan menyamai tanaman di tempat asalnya. Begitupula negara-negara di kawasan Asia Timur. Setelah Jepang bertekuk lutut terhadap pasukan sekutu, Jepang nyaris berada pada posisi sebagai negara jajahan Amerika Serikat.
Dalam satu dasawarsa, Amerika Serikat dapat mengontrol ekonomi dan pemerintahan Jepang. Pemerintah Jepang tidak mempunyai otoritas membangun militernya. Keamanan Nasional Jepang diambil alih oleh militer Amerika Serikat dengan mendirikan pangkalan militer di Iwakuni dan Okinawa. Hal positif yang diambil masyarakat Jepang adalah konsentrasi terhadap perekonomian. Di saat gejolak peperangan di semenanjung Korea, Jepang tidak usah repot-repot meningkatkan militernya yang menguras devisa tetapi meningkatkan Industrinya untuk memasok perlengkapan Amerika Serikat (mendapatkan modal dari Amerika tentunya) mendapatkan devisa sekaligus asset. Perang Korea membawa hikmah terhadap Pertumbuhan ekonomi Jepang yang meningkat dengan pesat.
Korea Selatan hampir mirip dengan Jepang, namun bukan sebagai pihak yang kalah perang tetapi pemerintahan terbentuk karena bantuan Amerika Serikat. Andaikan Amerika Serikat tidak menurunkan pasukannya disaat tentara Korea Utara sudah menduduki kota Busan, mungkin kondisi Korea Selatan merupakan bagian negara komunis korea yang miskin. Korea Selatan dijadikan pangkalan militer oleh Amerika Serikat sehingga Korsel tidak memerlukan dana untuk menghadapi agresi militer korut bahkan Korsel mendapatkan kompensasi sewa tanah. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat dijadikan pasar produk-produk Korea Selatan. Apabila sudah menguasai pasar Amerika Serikat dengan sendirinya akan memiliki prestise branded dan dapat menguasai dunia.
Berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan yang memiliki idiologi liberal pengaruh dari Amerika Serikat, China mulai menapaki mengusai ekonomi dunia dengan tetap mempertahankan idiologi komunisnya, namun membiarkan ekonomi tumbuh secara liberal. Walaupun hubungan dengan Amerika Serikat mengalami pasang surut tetapi negri tirai bamboo berusaha menahan diri berkonfrontasi dengan Amerika Serikat. Ketika Amerika Serikat mengkritik demokrasi dan HAM, mengancam diplomasi dengan China. China memberi insetif dan melindungi investor Amerika Serikat dari demo buruh China sekalipun. Ratusan investor dari Amerika Serikat mendapat insetif bebas sewa kompleks industri selama puluhan tahun bahkan pemerintah China menyediakan infrastrukturnya. Ketika Amerika Serikat embargo China barang tertentu, China mengekspor produk-produk branded USA made in China seperti Dell, IBM dan Apple ke seluruh dunia termasuk Amerika Serikat. Ketika pesawat mata-mata Amerika Serikat yang mengudara diatas wilayah China ditangkap militer China, pesawat dikembalikan dalam keadaan utuh dan China membalas dengan membiayai pelajar China ke universitas Amerika Serikat dan mereka dapat mentransfer teknologi ke negri China.
Intinya kesejahteraan rakyat lebih diutamakan dengan mempertahankan kerjasama ekonomi dengan negara yang sudah maju. Kesejateraan ibarat air yang berlimpah akan mengalir dari Negara yang sudah maju asal kita dapat membangun alirannya.
3. Stabilisasi Demokrasi
Demokrasi yang stabil lebih kepada kemapanan suatu negara dalam mempertahankan kemajuannya dibandingkan suatu negara untuk mencapai menjadi Negara maju. Demokrasi merupakan ciri pemerintahan modern. Sistem kerajaan yang berdiri di awal peradaban manusia sudah tidak bisa menjalankan pemerintahan yang stabil di saat pendapat dan hak manusia beranekaragam. Raja pada Negara modern lebih sebagai symbol budaya dibandingkan sebagai tampuk kekuasaan pemerintah. Sistem demokrasi sosialis cenderung membentuk pemimpin yang berkuasa tunggal dan ujungnya kekuasaan diwariskan secara turun temurun seperti halnya system kerajaan seperti yang terjadi di Korut, Kuba.
Demokrasi di Jepang dipandu Amerika Serikat sampai mencapai stabilitas demokrasi yang mandiri. Negara Korea Selatan mengalami pasang surut ketidakstabilan politik. Park Jung He diakui sebagai pemimpin yang otoriter tetapi merupakan bapak pembangunan yang menjadikan basis awal Korea Selatan membangun industrinya. Beberapa decade berada dibawah pemerintahan militer, Korea Selatan terus berkarya sampai akhirnya mencapai kestabilan demokrasi di tahun 1994, setelah dilaksanakan pemilu pertama. Krisis Ekonomi ditahun 1998 tidak menyeret Korea Selatan dalam keterpurukan total. Secara bertahap Korea Selatan kembali bangkit bahkan mencapai kondisi menjadi Negara maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H