Mohon tunggu...
Muhamad Fachrudin
Muhamad Fachrudin Mohon Tunggu... -

cinta damai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penduduk Indonesia Lebih Banyak Laki-laki: Pakai Rasio?

1 November 2011   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mitos versus Ilmiah

Penduduk jaman baheula usianya lebih panjang daripada jaman sekarang. Jenis macam penyakit sekarang lebih banyak daripada dulu. Namun apabila kita lihat data dan fakta yang aktual, angka harapan hidup dari tahun ke tahun semakin naik. Hal ini menunjukkan rata-rata usia manusia semakin panjang. Jenis macam penyakit sekarang lebih banyak bukan karena jenis penyakitnya bertambah tetapi  teknologi yang mendeteksi penyakit yang semakin canggih sehingga bisa mendeteksi berbagai macam penyakit. Nama penyakit mematikan "angin duduk"  sekarang bisa berubah nama menjadi serangan jantung, stroke, sirrosis dsb tergantung kepada jenis penyakitnya. Dari uraian diatas kita harus bisa membedakan mitos dan fakta. Begitupula tentang jumlah laki-laki dan perempuan. Mitos mengatakan bahwa : Jumlah Perempuan yang lahir ke dunia 4 kali lipat lebih besar daripada laki-laki. Mari kita cari data,  fakta dan kajian ilmiah.

Sebagai ccontoh kita gunakan data Badan Pusat Statistik berdasarkan hasil sensus penduduk 2010. Karena sensus penduduk adalah satu-satunya kegiatan statistikyang dirancang untuk memotret kondisi kependudukan di Indonesia secara menyeluruh, termasuk komposisi penduduk menurut jenis kelamin.

Berdasarkan hasil sensus tersebut, BPS mencatat, ternyata pada Mei 2010, jumlah penduduk Indonesia lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Sebagian Anda, terutama yang terjebak dalam penarikan kesimpulan secara parsial karena lebih percaya mitos. Tetapi itulah faktanya, sex ratio─perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap perempuan─Indonesia menunjukkan untuk setiap 100 penduduk perempuan ternyata ada 101 penduduk laki-laki.

Ramalan komposisi penduduk di tahun 2002

Diambil dari skripsi seorang mahasiswa beasiswa BPS di Universitas Gajah Mada tahun 20002(sekarang sudah lulus S-2 dari Yamaguchi university Jepang). Dalam suatu kajian statistik , Peri Gandara menggunakan regresi spline untuk melakukan proyeksi komposisi penduduk sampai tahun 2010. Berdasarkan data sensus penduduk tahun- tahun sebelumnya dia menemukan bahwa komposisi penduduk usia 0 - 4 tahun lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan (hal ini bisa dilihat pada laporan BPS). komposisi laki-laki akan berkurang pada kelompok umur lebih tua. Dari tahun ke tahun, ada  kecenderungan rasio sex terus bergeser ke kelompok umur yang lebih tua. Kemudian dibuat analisa menggunakan regresi spline. hasilnya ada kecenderungan bahwa pada suatu saat sex ratio tidak hanya di usia anak-anak tetapi juga akan terjadi di usia dewasa. Hal ini akan memungkinkan rasio sex penduduk Indonesia diatas 100 yang berarti jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Semakin banyaknya komposisi laki-laki diperkirakan karena  teknologi kesehatan yang semakin maju.

Sebagai tambahan dia melakukan percobaan dengan menggunakan tikus putih  sampai beberapa generasi, sebagai percobaan. Dibuat perlakukan yang berbeda. Perlakuan pertama tikus dibatasi jumlahnya sebanyak 100 dan perlakuan kedua jumlah populasi mengikuti pertumbuhan secara alami. Pada perlakuan pertama rasio sex di usia 0-2 minggu relatif stabil begitupula dari generasi ke generasi tidak ada perubahan rasio sex dari generasi ke generasi. Tetapi pada perlakuan yang kedua pada generasi ke-3 ratio sex cenderung meningkat pada usia 0-2 minggu walaupun ratio sex populasi cenderung stabil. Ratio sex populasi cenderung stabil banyak disumbang oleh banyaknya tikus jantan yang berkompetisi dan mati muda. Hipotesa sementara adalah hukum alam membentuk keseimbangan populasi tikus. Disaat masih banyak ruang dan  kenyamanan, tikus cenderung melahirkan bayi betina untuk berkembang biak lebih cepat. Namun disaat ruang sudah sempit dan kompetisi sangat tinggi, tikus cenderung melahirkan bayi jantan sehingga perkembangbiakan tikus tertahan.

Penelitian lainnya

Tahun 2009 ,  beberapa peneliti Branum dll, menemukan bahwa berdasarkan data kelahiran di Amerika Serikat selama 25 tahun (1981 - 2006). Hasil kajian menunjukkan sex  ratio pada saat lahir untuk etnik kulit putih 104 pada usia 33-36 minggu, tetapi pada bayi usia lahit 28-32 minggu sex ratio mencapai 115. Kesimpulannya  adalah sperma berkode Y (laki-laki) sangat agresif tetapi tidak tahan racun/penyakit dan sebaliknya sperma berjenis X berjalan sangat lamban tetapi tahan terhadap lingkungan.Pada awal pembuahan sperma Y akan cenderung lebih sukses daripada jenis X dalam membuahi ovum. Tapi dalam perjalanan hidupnya zygot berkelamin laki-laki lebih mudah mati sehingga pada saat lahir,  perbedaan bayi jenis kelamin laki-laki dengan perempuan semakin sempit. Seperti halnya hipotesa Peri Gandara, Peneliti juga mempunyai kesimpulan bahwa teknologi kesehatan akan  menyebabkan komposisi laki-laki semakin besar. " Dengan teknologi kita bisa memelihara zygot Y untuk selamat sampai kelahirannya bahkan sampai dewasa, tetapi kita tidak bisa memaksa sperma jenis X untuk lari dan membuahi ovum lebih cepat." Menurut Nicholas Kristof dan Sheryl Wu Dunn, pemenang Pulitzer Prize, kekerasan terhadap wanita termasuk salah satu ketidakseimbangan jenis kelamin di negara-negara berkembang dan arab. Kedua wartawan melaporkan bahwa banyak gadis yang meninggal sebelum dewasa di India, China, Pakistan, Afganistan dan Iran karena dinikahkan muda sehingga meninggal saat melahirkan. Perlakuan berbeda terhadap perempuan juga menyebabkan wanita usia 1-5 tahun meningggal di Sudan, somalia, Bahrain  dll. Pada saat balita, mereka kurang mendapat perhatian kesejahteraan dan kesehatan dibandingkan yang didapat anak laki-laki. Mereka percaya bahwa seorang anak laki-laki akan berbakti kepada ibunya dan dapat meneruskan nama keluarganya (pria mendapatkan warisan 2 kali lipat dibandingkan perempuan). Sedangkankan anak perempuan harus berbakti kepada suaminya dan bukan milik keluarga yang melahirkannya lagi. Komposisi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan di negara-negara Arab merata sampai kelompok usia diatas 50 tahun, Yang berarti angka harapan hidup wanita arab lebih pendek dibandingkan pria. Hal itu diluar kewajaran dibandingkan dengan negara-negara lain pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun