Teknologi Komunikasi Masa Depan: Fondasi Kedokteran Presisi
Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan pesat dalam bidang teknologi komunikasi, terutama dengan munculnya jaringan 5G dan rencana implementasi 6G yang diantisipasi pada dekade mendatang. Teknologi komunikasi kini tidak hanya sekadar alat untuk menghubungkan individu atau perangkat, tetapi juga menjadi tulang punggung bagi berbagai sektor penting, salah satunya adalah kesehatan. Precision medicine (PM), atau kedokteran presisi, adalah salah satu bidang yang sangat diuntungkan oleh kemajuan ini. Dalam konteks ini, artikel yang ditulis oleh Chude-Okonkwo, Paul, dan Vasilakos (2022) memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana teknologi komunikasi masa kini dan mendatang dapat mengubah cara kita memahami, mendiagnosis, dan mengobati penyakit melalui pendekatan yang dipersonalisasi.
PM menggunakan data besar (big data), kecerdasan buatan (AI), dan jaringan sensor untuk memberikan perawatan yang lebih akurat dan individual bagi pasien. Dalam PM, data omics---yang mencakup genomik, proteomik, dan data biologis lainnya---diproses dan dianalisis untuk memberikan perawatan medis yang spesifik bagi individu, bukan pendekatan "one-size-fits-all" seperti dalam kedokteran tradisional. Teknologi komunikasi modern seperti 5G dan, nantinya, 6G, menjadi krusial dalam pengolahan data ini karena kemampuannya untuk mentransfer data dalam jumlah besar secara real-time dengan latensi rendah. Sebagai contoh, 5G telah terbukti mampu mencapai kecepatan transfer data hingga 10 Gbps dan latensi serendah 1 ms, yang sangat diperlukan untuk mendukung aplikasi-aplikasi kesehatan berbasis data besar ini. Sementara itu, 6G diharapkan mampu menghadirkan kecepatan hingga 1 Tbps, yang akan lebih mendukung kompleksitas aplikasi PM di masa depan (Chude-Okonkwo et al., 2022).
Teknologi komunikasi telah menjadi elemen vital dalam mendukung precision medicine (PM) dengan berbagai inovasi yang ditawarkannya. Artikel yang ditulis oleh Chude-Okonkwo et al. (2022) menekankan bahwa teknologi seperti 5G dan 6G mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh PM, terutama dalam hal kecepatan data, keandalan, dan kapasitas jaringan. Saat ini, 5G dengan kecepatan hingga 10 Gbps telah menunjukkan kemampuannya dalam mendukung aplikasi medis yang membutuhkan transfer data besar secara cepat dan efisien, seperti dalam pengelolaan data genomik. Namun, ketika kita berbicara tentang masa depan, teknologi 6G menjadi sangat penting. Diharapkan bahwa 6G, yang diproyeksikan hadir sekitar tahun 2030, mampu mencapai kecepatan hingga 1 Tbps dan latensi yang sangat rendah di bawah 1 ms (Chude-Okonkwo et al., 2022). Ini akan memungkinkan data omics yang kompleks diproses hampir secara real-time, memberi kesempatan kepada para profesional kesehatan untuk merespons kondisi pasien dengan lebih cepat dan akurat.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh PM adalah besarnya volume data yang harus dikelola. Setiap manusia menghasilkan data genomik dalam jumlah besar, yang bisa mencapai ukuran terabyte. Sebagai contoh, hanya satu genom manusia bisa menghasilkan data sebesar 200 GB hingga 1 TB, tergantung pada metode sequencing yang digunakan (Chude-Okonkwo et al., 2022). Ketika data genomik ini diintegrasikan dengan data medis lainnya seperti riwayat kesehatan, proteomik, dan metabolomik, kebutuhan akan infrastruktur komunikasi yang bisa mengelola dan mentransfer data dalam jumlah besar menjadi sangat krusial. Teknologi seperti 6G akan memungkinkan transmisi data sebesar ini tanpa gangguan, membuka jalan bagi perawatan kesehatan yang lebih presisi dan tepat waktu.
Selain itu, teknologi IoT (Internet of Things) dan sensor juga memainkan peran penting dalam PM. Dalam beberapa tahun ke depan, diperkirakan lebih dari 200 miliar perangkat IoT akan terhubung ke jaringan, yang mencakup sensor medis yang akan memantau kondisi pasien secara terus-menerus (Chude-Okonkwo et al., 2022). Data yang dihasilkan oleh perangkat ini harus dikumpulkan, dianalisis, dan ditransfer secara real-time, dan teknologi komunikasi seperti 6G sangat penting untuk memastikan bahwa informasi ini sampai ke penyedia layanan kesehatan tanpa keterlambatan atau kehilangan data. Teknologi ini juga mendukung perkembangan "digital twin"---model digital pasien yang memungkinkan dokter memprediksi hasil perawatan sebelum diimplementasikan pada tubuh fisik pasien.
Dengan demikian, kemajuan teknologi komunikasi jelas berperan besar dalam mendorong penerapan PM. Namun, tantangan tetap ada, termasuk kebutuhan untuk memastikan keamanan dan privasi data kesehatan yang sangat sensitif. Blockchain dan AI dapat memberikan solusi untuk tantangan ini, dengan menciptakan sistem yang transparan, aman, dan efisien untuk pengelolaan data pasien (Chude-Okonkwo et al., 2022).
Secara keseluruhan, teknologi komunikasi masa kini dan mendatang memegang peranan penting dalam mendukung precision medicine (PM). Dengan kemampuan transfer data yang sangat besar dan kecepatan tinggi yang ditawarkan oleh 5G, serta potensi luar biasa dari 6G yang diharapkan hadir sekitar tahun 2030, masa depan perawatan kesehatan akan menjadi lebih efisien dan personal. Implementasi teknologi seperti IoT, sensor medis, serta "digital twin" akan semakin dimungkinkan dengan dukungan jaringan komunikasi yang cepat dan andal. Namun, di balik semua kemajuan ini, masih ada tantangan yang harus diatasi, terutama terkait dengan pengelolaan dan keamanan data kesehatan yang sangat sensitif.
Ke depannya, kombinasi antara kecerdasan buatan (AI) dan teknologi blockchain diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan keamanan sistem kesehatan berbasis data. Dengan pendekatan ini, perawatan yang lebih akurat, personal, dan real-time akan semakin terwujud. Teknologi komunikasi tidak hanya akan mengubah cara kita memberikan perawatan, tetapi juga mendorong kita menuju era baru di mana setiap individu mendapatkan perawatan yang sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka (Chude-Okonkwo et al., 2022).
Referensi
Chude-Okonkwo, U. K., Paul, B. S., & Vasilakos, A. V. (2022). Enabling precision medicine via contemporary and future communication technologies: A survey. IEEE Access, 11, 21210-21225. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2022.3175573
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H