Mohon tunggu...
Fachrizal Fazza Ashari
Fachrizal Fazza Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika semester 5 yang sedang mendalami dunia pengembangan aplikasi dan AI. Berminat dalam membangun sistem yang efisien dan handal, serta terus belajar teknologi-teknologi terbaru dalam bidang ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Digital Twin dalam Mempercepat Implementasi Teknologi 6G

23 September 2024   07:53 Diperbarui: 23 September 2024   08:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 6G (Sumber: freepik.com/freepik)

Peran Digital Twin dalam Mempercepat Implementasi Teknologi 6G

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi komunikasi bergerak dengan kecepatan yang mengagumkan. Setelah peluncuran komersial 5G pada tahun 2019, perhatian global kini mulai bergeser ke arah pengembangan teknologi generasi berikutnya, yaitu 6G. Menurut artikel yang ditulis oleh Nandish P. Kuruvatti dan timnya, teknologi komunikasi 6G diharapkan dapat memberikan konektivitas jaringan yang lebih luas, melayani lebih banyak kasus penggunaan industri, serta menawarkan efisiensi operasional yang lebih baik dibandingkan pendahulunya(Kuruvatti et al., 2022).  Salah satu komponen kunci dalam pengembangan 6G adalah teknologi Digital Twin (DT), yang menawarkan kemampuan untuk menciptakan kembaran digital dari objek fisik guna simulasi dan optimasi real-time.

DT pertama kali diperkenalkan dalam bidang manufaktur dan industri, tetapi kini potensinya telah berkembang jauh, termasuk ke dalam sektor telekomunikasi. Teknologi ini diproyeksikan mampu memecahkan berbagai tantangan di era 6G, seperti kebutuhan akan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan efisiensi energi yang optimal. Sejak diperkenalkan, DT telah menjadi topik utama dalam konferensi akademis dan industri, dengan berbagai standar dan regulasi mulai dirumuskan untuk memastikan interoperabilitas yang efektif di seluruh ekosistem telekomunikasi global.

Dengan estimasi bahwa implementasi awal 6G akan dimulai sekitar tahun 2030, para peneliti dan industri memiliki waktu sekitar satu dekade untuk mempersiapkan infrastruktur dan teknologi pendukung. Artikel yang diulas ini menawarkan pandangan komprehensif tentang bagaimana DT dapat berperan dalam mempercepat pengembangan, pengujian, dan penerapan teknologi 6G. Kuruvatti dkk. mencatat bahwa 6G tidak hanya akan memfasilitasi komunikasi manusia, tetapi juga berbagai vertikal industri, termasuk kesehatan, otomotif, dan pertanian(Kuruvatti et al., 2022). 

Teknologi Digital Twin (DT) dalam pengembangan 6G menjadi topik yang hangat karena potensinya untuk mendobrak batasan yang ada dalam teknologi jaringan. Menurut artikel oleh Kuruvatti et al., teknologi ini akan memungkinkan replikasi virtual dari jaringan fisik yang dapat digunakan untuk simulasi, pengujian, dan optimasi secara real-time. Salah satu tantangan utama dalam pengembangan teknologi jaringan baru adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk pengujian dan implementasi. DT menawarkan solusi dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tes lapangan melalui simulasi digital yang sangat mirip dengan kondisi sebenarnya. Dengan perkiraan bahwa DT dapat mempercepat proses pengembangan hingga 30%(Empowering_6G_Communica...), teknologi ini memiliki potensi untuk mempersingkat waktu ke pasar (time-to-market) bagi produk dan layanan berbasis 6G.

Dalam dunia yang semakin tergantung pada teknologi, efisiensi energi menjadi perhatian utama. Kuruvatti et al. menyebutkan bahwa DT tidak hanya membantu dalam pengujian, tetapi juga dalam optimasi konsumsi energi di jaringan 6G. Dengan kemampuan untuk memantau dan menganalisis penggunaan energi di berbagai komponen jaringan, DT memungkinkan operator untuk melakukan penyesuaian proaktif. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan DT dapat mengurangi biaya operasional hingga 20%(Kuruvatti et al., 2022).  Ini tentunya memberikan dampak signifikan bagi operator jaringan yang harus berurusan dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat, terutama dengan hadirnya layanan baru seperti realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) yang memerlukan bandwidth tinggi dan latensi rendah.

Lebih jauh, DT dapat membantu menangani kompleksitas jaringan 6G yang terdiri dari berbagai elemen, mulai dari jaringan akses radio (RAN) hingga komputasi tepi (edge computing). Dengan menciptakan kembaran digital dari infrastruktur fisik, operator dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul sebelum benar-benar terjadi di jaringan fisik. Misalnya, untuk mengatasi kemacetan trafik data atau prediksi gangguan layanan, DT bisa memberikan analisis prediktif yang memungkinkan operator untuk mengambil tindakan pencegahan jauh sebelumnya. Ini adalah lompatan besar dari pendekatan reaktif yang selama ini digunakan dalam pengelolaan jaringan(Kuruvatti et al., 2022). 

Penelitian yang dilakukan oleh Kuruvatti et al. juga menyoroti dampak ekonomi yang bisa dicapai melalui implementasi teknologi ini. Selain pengurangan biaya operasional, DT memungkinkan pengembangan standar baru dalam industri telekomunikasi. Organisasi Standar Telekomunikasi Internasional (ITU) bahkan telah memasukkan pengembangan DT sebagai salah satu area penelitian prioritas dalam roadmap menuju 6G, dengan fokus utama pada interoperabilitas antar jaringan dan standar global(Kuruvatti et al., 2022).  Ini menegaskan bahwa teknologi DT bukan hanya solusi teknis, tetapi juga strategi ekonomi yang dapat membantu dalam menciptakan infrastruktur komunikasi masa depan yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Teknologi Digital Twin (DT) menghadirkan revolusi besar dalam pengembangan jaringan 6G, yang diproyeksikan akan dimulai pada tahun 2030. Dengan kemampuan untuk mensimulasikan dan mengoptimalkan kinerja jaringan secara real-time, DT dapat mempersingkat waktu pengembangan hingga 30% dan mengurangi biaya operasional hingga 20%. Artikel oleh Kuruvatti et al. menunjukkan betapa pentingnya peran DT dalam menangani tantangan yang lebih kompleks, seperti konsumsi energi, pengelolaan trafik, dan kebutuhan akan latensi rendah di era teknologi 6G(Kuruvatti et al., 2022). 

Penerapan DT juga berdampak luas pada pengembangan standar industri yang lebih baik, mempersiapkan kita menuju masa depan komunikasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan dukungan dari organisasi seperti ITU dan upaya global untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam infrastruktur telekomunikasi, DT akan menjadi tulang punggung dari ekosistem 6G. Pada akhirnya, kolaborasi antara industri dan akademisi dalam pengembangan teknologi ini akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan potensi penuh 6G.

Referensi

Kuruvatti, N. P., Habibi, M. A., Partani, S., Han, B., Fellan, A., & Schotten, H. D. (2022). Empowering 6G communication systems with digital twin technology: A comprehensive survey. IEEE Access, 10, 112158-112175. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2022.3215493

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun