Haru mengangkat sudut bibir, ia menarik kerah kemeja Theressa dengan bengis lalu mendekatkan bibir. “Sayang sekali andai saja aku bisa melihat. Dan matamu sepertinya cocok menjadi penggantinya.”
“Oh my God TBL TBL, takut banget loh. Are you kidding me, Bitches?” Theressa tergelak bersama Reyna dan Olivia.
***
“Aku bersyukur Haru bertemu orang sepertimu Yuki. Kau dengan senang hati menerima segala kekurangannya tanpa mengeluh. Insiden itu tak hanya terjadi di sekolah. Di rumah pun dia tak punya tempat untuk singgah jadi tolong—”
“Siapa kau?! Apa yang sudah kau perbuat pada Haru? Di mana dia?”
“Aku adalah malaikat penjaganya yang meminjamkan sayapku pada Haru dan memberikan pemandangan luar biasa dari atas sini. Tolong relakan kepergian Haru, dia lebih bahagia dari sebelumnya. Jangan bersalah atas rentetan kronologi ini, karena Haru telah memilih ke mana ia akan pergi.”
“PEMBOHONG!!!”
“Lupakanlah Haru, Yuki, aku tahu kau memiliki rasa padanya. Tapi sebisa mungkin akan kusampaikan sepatah dua kata tentangmu pada Haru. Aku berjanji. Nikmatilah hidupmu sekarang sampai tak ada penyesalan. Aku terus mengawasimu hingga waktu pemanggilan tiba.”
“Ta-ta-tapi dia selalu tertawa bersamaku .....”
“Aku tahu Yuki, Haru adalah gadis terkuat yang pernah kutemui. Dia menerima segala kekurangan serta kerasnya dunia. Tetapi tak sekalipun dia mengeluh tentang keluarga, tentang mengapa ia berbeda, dan tentang bagaimana alur kehidupannya. Aku rasa Haru pantas mendapatkan ketenangan ini. Karena menjadi kuat itu tak selamanya hebat. Adios Yuki.”
Tidakkah yang mengerti bahwa penderitaan adalah langkah awal menuju kedamaian? Bahwa titik terendah adalah tempat untuk maju dan naik?