Mohon tunggu...
Fachriadi Tanjung
Fachriadi Tanjung Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Pendidikan | Founder MAKNA Transformasi Belajar | Associate Consultant NICE Indonesia

Menyukai dunia pembelajaran dan pengembangan sumberdaya manusia di bidang pendidikan. Memiliki spesialisasi dan sertifikasi pada keterampilan belajar abad 21 melalui pendekatan Active Deep Learner eXperience (ADLX)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning Ala Guru Kekinian : Strategi Pembelajaran Kooperatif yang Patut Dicoba

29 November 2024   06:00 Diperbarui: 29 November 2024   08:38 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengupayakan keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran adalah pekerjaan yang terkadang tidak selalu mudah bagi guru. Minat dan faktor motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sangat beragam. Adakalanya peserta didik tertarik pada pembelajaran karena faktor bentuk kegiatannnya. Adakalanya juga karena faktor konten juga media belajarnya. Dan tidak sedikit pula ketertarikan itu muncul karena faktor kepribadian gurunya. Apapun itu faktornya, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran itu sangat berharga karena berpengaruh pada kedalaman dampak pembelajaran. 

Salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran adalah menerapkan Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning Strategies). Strategi ini diharapkan tidak hanya menjadikan peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, tetapi juga mendorong mereka untuk benar-benar memahami materi pembelajaran, dengan cara berdiskusi, mengelaborasi materi pembelajaran dan pengembangan keterampilan kerjasama dalam kelompok.  

Apa itu strategi pembelajaran kooperatif?

Strategi pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dimana setiap peserta didik belajar dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berbeda dengan belajar kelompok biasa, pembelajaran kooperatif lebih terstruktur. Setiap anggota dalam kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab yang relatif sama untuk tercapainya sasaran dari kegiatan belajar yang sedang dilakukan.

Mengapa strategi pembelajaran kooperatif cocok dengan Deep Learning?

Deep Learning memiliki makna bahwa pembelajaran yang diikuti peserta didik tidak hanya memberikan dampak pada tingkat kemampuan sekedar tahu atau hafal materi pembelajaran. Pendekatan Deep learning bertujuan membantu peserta didik mendalami konsep sampai pada tingkat memahami, mengaitkannya dengan ide atau konsep lain serta mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada praktiknya pendekatan Deep Learning memerlukan aktivitas pembelajaran yang mampu menghadirkan 3 karakteristik berikut :  

  1. Berpikir kritis. Diskusi yang terjadi antara anggota kelompok akan mendorong peserta didik belajar menganalisa, mengevaluasi dan mengembangkan ide mereka terkait materi pembelajaran yang mereka diskusikan. 

  2. Keterampilan sosial. Melalui berbagai teknik diskusi kelompok dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar berkomunikasi, berargumentasi dan mencapai kata sepakat untuk solusi atas pemecahan masalah yang mereka diskusikan.  

  3. Teori ke praktek. Strategi pembelajaran kooperatif juga mengakomodasi aktivitas untuk latihan secara berpasangan ataupun berkelompok atas keterampilan yang sedang diajarkan. Melalui kegiatan tersebut peserta didik menjadi lebih mudah paham dalam menerapkan teori yang sedang dipelajari.

Contoh Strategi Pembelajaran Kooperatif

Berikut adalah contoh Strategi Pembelajaran  Kooperatif yang sudah sering digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas : 

1. Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi).  

Tujuan : Mendorong siswa untuk berpikir mandiri, berbagi ide, dan memperkuat pemahaman melalui diskusi kelompok kecil.

Prosedur : Aktivitas pada strategi ini dilakukan dalam 3 tahap kegiatan. Tahap pertama peserta didik memikirkan jawaban atau pemahamannya sendiri atas pertanyaan pemantik dari guru. Tahap kedua peserta didik secara berpasangan akan menyampaikan jawaban atau pandangannya secara bergantian. Pada tahap ketiga guru mempersilahkan peserta didik berbicara kepada seluruh kelas tentang kesimpulan yang mereka dapatkan setelah berpikir dan berdiskusi dengan temannya.

2. Jigsaw (Diskusi Ahli Berjenjang). 

Tujuan : Membantu siswa menjadi “ahli” dalam satu bagian materi dan saling mengajarkan untuk membangun pemahaman kolektif.

Prosedur : Teknik ini membantu peserta didik memahami materi pembelajaran secara bertahap melalui diskusi kelompok 3 jenjang. Pada jenjang pertama setiap kelompok akan mempelajari satu konsep yang berbeda-beda yang sebenarnya adalah satu konsep yang utuh. Setiap peserta didik pada setiap kelompoknya harus  memastikan dirinya memahami konsep yang sedang dibahas karena pada tahap selanjutnya ia akan menjadi satu-satunya "ahli" yang harus menjelaskan kepada anggota kelompok barunya pada diskusi jenjang kedua. Tahap terakhir, pada diskusi jenjang ketiga semua peserta didik kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan materi pembelajaran secara utuh dan membuat kesimpulan serta refleksi. 

3. Tea Party (Diskusi Berpasangan Bergantian). 

Tujuan : Memperkenalkan konsep atau ide baru melalui interaksi aktif dengan berbagai pasangan secara bergantian.

Prosedur : Teknik ini dilakukan secara berpasangan seperti dua orang yang sedang berbincang santai layaknya di sebuah pesta. Guru menyiapkan pertanyaan diskusinya lalu peserta didik menyampaikan jawabannya kepada temannya secara bergantian. Guru akan mengubah pasangan diskusi dalam durasi waktu tertentu. Agar informasi yang diperoleh peserta didik lebih kaya dan kesimpulan peserta didik juga lebih mendalam guru melakukan beberapa kali pergantian pasangan diskusi.

4. Gallery Walk (Diskusi Galeri). 

Tujuan : Meningkatkan pemahaman dengan cara mengeksplorasi dan memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran yang disajikan secara visual.

Prosedur : Teknik ini layaknya orang-orang yang sedang melihat pameran lukisan atau karya seni. Guru menyiapkan media (umumnya poster atau kertas plano) yang berisi konten pembelajaran yang sudah dipelajari. peserta didik secara berpasangan atau berkelompok mendatangi satu per satu media pembelajaran yang telah terpasang di sekeliling ruang pembelajaran. Peserta didik akan saling bertanya dan menjelaskan setiap konsep yang tertera di media yang sedang mereka  kunjungi. Jika diantara peserta didik mengalami kesulitan atas konsep tertentu peserta didik dapat meminta bantuan guru atau teman lainnya untuk menjelaskan.

5. Reciprocal Teaching (Saling Mengajar Bergantian). 

Tujuan : Melatih siswa untuk memahami materi lebih dalam dengan berperan sebagai pengajar bagi teman-temannya.

Prosedur : Pada teknik ini setiap peserta didik akan menjadi “guru” yang akan menjelaskan satu konsep kepada anggota kelompok secara bergantian. Kepada setiap peserta didik yang menjadi “guru”, peserta didik lain dapat mengajukan pertanyaan atau menyampaikan informasi tambahan untuk memperkuat pemahaman atas materi yang sedang dipelajari.

Memandu Pembelajaran Kooperatif

Agar kegiatan pembelajaran  kooperatif berjalan secara efektif maka guru perlu memastikan hal-hal berikut : 

  1. Tujuan yang jelas. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran kooperatif yang dilakukan. Tujuan pembelajaran dapat berupa pengetahuan yang harus dipahami, keterampilan yang akan dikuasai atau sikap yang ingin dibangun dari topik pembelajaran yang dipelajari.

  2. Ciptakan ketergantungan positif. Rancang kegiatan dan tugas belajar yang mendukung suasana saling ketergantungan secara positif dan kerjasama. Hal ini akan membedakan strategi pembelajaran kooperatif berbeda dengan diskusi kelompok biasa yang biasanya berujung pada dominasi salah satu peserta didik saja. 

  3. Pastikan Akuntabilitas Individu. Gunakan indikator penilaian yang menghargai performa setiap peserta didik pada keberhasilan tugas kelompok dan masing-masing individu.

  4. Ajarkan Keterampilan Kerjasama. Pada setiap kegiatan pembelajaran kooperatif, ajarkan peserta didik cara berkomunikasi yang baik pada cara berbicara ataupun cara menyimak. Latihan ini akan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan daya serap terhadap materi pembelajaran.

  5. Pantau dan Beri Umpan Balik. Jangan lupa untuk selalu memantau kegiatan kelompok yang sedang berjalan. Beri umpan balik, arahan dan bantu mereka tetap fokus pada aktivitas belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 

Tantangan 

Dalam prakteknya, strategi pembelajaran kooperatif memiliki tantangan dan kendala tersendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaannya. Berikut tantangan yang biasa terjadi dalam kegiatan praktek strategi  pembelajaran kooperatif: 

  1. Partisipasi tidak merata. Tidak bisa dipungkiri, dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda akan terjadi partisipasi yang belum sesuai harapan. Solusinya berilah selalu peserta didik motivasi dan tentukan peran setiap peserta didik secara jelas. Pembiasaan akan membuat mereka berprogres secara bertahap.

  2. Konflik dalam kelompok. Konflik dapat terjadi karena alasan yang bersifat hubungan personal maupun karena faktor perbedaan pandangan dalam aktifitas yang sedang dilakukan. Ajarkan peserta didik kemampuan menyelesaikan konflik dan buat aturan komunikasi yang jelas.

  3. Kesulitan dalam akuntabilitas dan penilaian. Buatlah indikator penilaian yang mampu menggambarkan performa individu dalam mencapai tujuan pembelajaran dan performa kelompok dalam menciptakan suasana kolaboratif yang saling mendukung antar anggota kelompok.

Strategi pembelajaran kooperatif bisa jadi salah satu opsi yang menarik bagi guru dalam membawakan sesi pembelajaran yang lebih aktif, mendalam dan menyenangkan. Dengan pendekatan belajar bernuansa bekerja sama peserta didik tidak hanya belajar materi pembelajaran tetapi juga belajar keterampilan hidup yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, yuk kita terapkan strategi ini dalam kelas pembelajaran kita dan lihat hasilnya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun