Mohon tunggu...
fachrifalatah
fachrifalatah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

saya adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi saya adalah membaca, menyanyi, dan bermain game. Saya sangat menyukai hal-hal yang bersifat konspirasi, sejarah, dan misteri dunia.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Apakah Penilaian CAT Terhadap Indonesia Dan Cina Berbeda? Mengapa?

19 Desember 2024   00:19 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:32 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga bumi perihal iklim (sumber : pexels )

Penilaian Climate Action Tracker (CAT) terhadap Indonesia dan Cina menunjukkan perbedaan yang signifikan, yang disebabkan oleh berbagai faktor terkait kebijakan iklim, emisi karbon, dan komitmen terhadap energi terbarukan. 

1. Kebijakan dan Tindakan

  • Indonesia: Penilaian CAT menilai kebijakan dan tindakan Indonesia sebagai "sangat tidak memadai," menunjukkan bahwa komitmen dan kebijakan iklim negara ini tidak konsisten dengan batas suhu 1,5C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Indonesia dinilai kurang ambisius dalam penanganan perubahan iklim dan belum memiliki target yang jelas sejalan dengan Nationally Determined Contributions (NDC) .
  • Cina: Sebaliknya, Cina, meskipun masih menghadapi tantangan besar terkait emisi karbon karena statusnya sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia, telah menetapkan target ambisius untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060. Ini menunjukkan adanya kemajuan dalam kebijakan iklim yang lebih proaktif.

2. Energi Terbarukan

  • Indonesia: Meskipun memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, Indonesia tidak menandatangani deklarasi untuk transisi energi yang lebih cepat menuju kendaraan listrik pada COP26. Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia masih lambat dan jauh dari target pemerintah .
  • Cina: Cina merupakan pemimpin global dalam kapasitas energi terbarukan, termasuk tenaga surya dan angin. Negara ini telah menginvestasikan secara besar-besaran dalam teknologi energi terbarukan dan memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan kapasitas tersebut di masa depan.

3. Kerjasama Internasional

  • Indonesia: Indonesia terlibat dalam beberapa inisiatif internasional terkait perubahan iklim, tetapi menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang terbatas dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan. Hal ini menghambat upaya untuk menarik investasi internasional .
  • Cina: Cina aktif dalam kerjasama internasional dan berperan sebagai pemimpin dalam berbagai inisiatif global terkait perubahan iklim, termasuk proyek-proyek energi terbarukan di negara berkembang.

Perbedaan penilaian CAT terhadap Indonesia dan Cina mencerminkan perbedaan dalam ambisi kebijakan iklim, kemampuan untuk mengimplementasikan energi terbarukan, dan tingkat keterlibatan dalam kerjasama internasional. Untuk meningkatkan penilaian CAT-nya, Indonesia perlu memperkuat komitmen terhadap pengurangan emisi dan transisi ke energi terbarukan secara lebih agresif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun