Seperti yang kita tau band asal Jatinangor ini lagi-lagi membuat kita menggeleng-gelengkan kepala karena karya yang sangat genius tercipta LAGI!! Siaapa lagi kalau bukan The Panturas band yang disebut-sebut sebagai raja laut dari Jatinangor karena menggarap genre surf rock yang merupakan genre rock yang terkenal pada tahun 60an.Â
Nama Panturas itu sebenarnya didapatkan dari nama The Ventures band asal Amerika yang diplesetkan sehingga menjadi The Panturas.Â
Band ini terdiri dari empat orang yang merupakan alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yaitu Surya Fikri (Kuya) sebagai drummer, Rizal (Ijal) sebagai gitaris, Bagus Gogon sebagai bassis, dan Abyan Zaki (Acin) sebagai vokal dan gitar.
Petualangan mereka berlanjut hingga sampai saat ini dalam keadaan pembuatan album kedua yang dikabarkan akan keluar pada tahun 2021 ini, setelah pengeluaran single yang berjudul "balada semburan naga" yang memadukan tembang gambang kromong khas betawi dengan seni musik Mandarin yang khas.Â
Tetapi karya yang terbaru ini merupakan awal dari album kedua mereka yang sangat berbeda konsep dengan single "balada semburan naga" bahkan dengan lagu pada album pertamanya contohnya dengan "gurita kota".
Album kali ini berjudul Tafsir Mistik yang memakai konsep gitar gipsy yang unik dipadukan dengan nada melayu, selain itu pembawaan yang santai dengan tempo yang sedikit lambat.Â
Dalam lagu pembuka album Tafsir Mistik yang berjudul Tafsir Mistik dikemas dengan lantunan lirik yang dapat dibilang horror yang sebenarnya Acin mendapati lirik tersebut melalui sebuah potonga keresahan tentang problematika sosial, seperti munculnya pemikir dadakan atau karbitan di media sosial sehingga terciptanya tren tersebut.Â
Acin sebagai vokalis menulis lagu ini karena terinspirasi dari gitaris gipsy jazz asal Perancis  yaitu Django Reinhardt  yang terkenal pada masa Perang Dunia II.Â
Lirik tafsir mistik ini merupakan sebuah terjangan baru karena biasanya sang drummer Surya Fikri atau Kuya sering memegang peranan dalam penulisan lirik, tetapi lirik sekarang dirancang oleh sang vokalis Acin tersendiri.Â
Disebutkan bahwa pengaruh kesukaan Acin terhadap karya sastra fiksi-lah yang dianggapnya sebagai media imajinasi yang tepat untuk menyampaikan kenyataan dalam  lirik kali ini.