Mohon tunggu...
Fachri RafiRizqullah
Fachri RafiRizqullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris

Mahasiswa dengan hobi berbahasa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Membangun Pesona Komunitas - Warung Kopi dari Makanan Gerobak

7 September 2023   00:29 Diperbarui: 7 September 2023   00:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"TwentyOne Coffee: Tempat Transit dan Ketenangan di Jalan Garut-Pameungpeuk"

Terdapat sebuah tempat istirahat yang menawarkan kenyamanan bagi para pelancong yang melintasi Jalan Garut-Pameungpeuk di Jawa Barat. TwentyOne Coffee, yang berlokasi di Jl. Raya Cisurupan -- Cikajang No. 116, Cisurupan, telah menjadi tujuan favorit sejak tahun 2017. Awalnya, tempat ini hanya menyajikan jajanan seperti baso aci dan seblak, menarik perhatian anak sekolah dan penduduk setempat. Namun, dengan berjalannya waktu dan jumlah pengunjung yang terus meningkat, TwentyOne Coffee mengalami transformasi menjadi coffee shop yang nyaman.

Pada tahun 2019, Rajab, pemilik TwentyOne Coffee, memutuskan untuk melakukan renovasi agar tempat ini lebih memikat sebagai tempat nongkrong dan istirahat bagi pengendara yang melintas. Sebuah lantai kedua ditambahkan, lengkap dengan perabotan yang memberikan nuansa rumahan. Konsepnya sangat cocok untuk mereka yang mencari ketenangan sejenak dalam perjalanan mereka.

Uniknya, nama "TwentyOne Coffee" memiliki filosofi tersendiri. Ide di balik nama ini berasal dari fakta bahwa caf ini berjarak 21 kilometer dari Garut, dengan panduan panah kecil yang menunjukkan arah. Nama dalam bahasa Inggris memberikan nuansa yang lebih kontemporer, dan tujuannya tetap sama: memberikan tempat beristirahat yang ideal bagi mereka yang merasa lelah setelah perjalanan panjang.

Tentu saja, seperti bisnis lainnya, TwentyOne Coffee juga menghadapi berbagai tantangan. Terutama karena lokasinya yang tidak berada di pusat kota, sehingga pengunjung kadang ramai, kadang sepi. Namun, lokasi strategis di pinggir jalan membuatnya mudah dijangkau, dan banyak yang datang ke sini untuk sekadar beristirahat sejenak. Menu makanan juga merupakan tantangan, karena harus dijual dengan harga terjangkau, terkadang dengan bahan yang sulit ditemukan. Caf ini selalu memperhatikan ekonomi pasar lokal untuk menyesuaikan harga menu makanan mereka. Menurut pemilik, "Sempat ada menu makanan yang ditarik karena kurang laku, makanan di sini paling mahal seharga Rp. 22.000."

Kedepannya, TwentyOne Coffee memiliki rencana ambisius. Di tahun 2023, mereka akan mengubah lahan di belakang caf menjadi penginapan, menyediakan lebih banyak fasilitas untuk para pelancong yang mencari tempat bermalam yang nyaman. Selain itu, mereka juga berencana untuk memperbaiki struktur tembok caf agar sesuai dengan desain yang diinginkan, memberikan pengunjung pengalaman yang lebih baik.

Dengan fasilitas yang diberikan, TwentyOne Coffee cocok menjadi tempat beristirahat di sepanjang Jalan Garut-Pameungpeuk ibarat sebuah oase ketenangan bagi para pelancong yang mencari istirahat di tengah perjalanan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun