Mohon tunggu...
Mochamad
Mochamad Mohon Tunggu... -

alumnus jurusan Hubungan Internasional Universitas Prof.Dr. Moestopo peminat studi politik dan kajian Rusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malaysia Takut Demokrasi Kita

4 Juni 2009   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:06 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ini, berita nasional kita dipenuhi oleh berita manohara dan ambalat, kedua berita tersebut terkait dengan negara tetangga kita atau istilah melayu yaitu Jiran. tentang berita manohara terkait penyiksaan suaminya sudah tentunyalah semua rakyat negeri seribu pulau ini paham betul bagaimana kronologisnya, sedangkan perkara ambalat sudah tidak asing di telinga kita karena menurut KASAL TNI, sejak 2007 hingga 2009 sudah kurang lebih 130 kali tentara malaysia "bermain-main" di wilayah kita, sebenarnya bukan hanya dua isu tersebut saja yang membuat tensi hubungan di kedua negara meningkat, namun serangkaian isu klaim budaya dan TKI menjadi bumbu penyedap tensi tersebut. sebenarnya apa sih yang membuat malaysia itu begitu sering mengganggu negara ini?

menurut beberapa kalangan, sikap malaysia tersebut dikarenakan ketakutan mereka akan tumbuh kembangnya demokrasi di Indonesia. Malaysia yang selama ini sangat mengistimewakan etnis melayu di dalam negeri sangatlah takut akan terpaan pluralisme sosial di negerinya. bagi Indonesia, pluralisme merupakan sebuah hal yang memang sudah ada sejak dahulu kala, sehingga Indonesia terbiasa dengan kehidupan bernegara yang pluralisme dan ke Bhinekaan-nya. proteksi atas etnis melayu jelas menguntungkan etnis melayu sebagai mayoritas etnis di negara tersebut, lalu bagaimana dengan etnis cina dan india di negeri tersebut? mereka otomatis menjadi warga kelas dua dan tiga di sana, hak istimewa melayu di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan serta sosial kemasyarakatan lainnya jelas mengkebiri nilai hak asasi manusia di negeri itu. maka dari itu UMNO sebagai kendaraan politik untuk menjaga keberadaan dan keutamaan etnis melayu di dalam pemerintahan selalu meng-counter lawan-lawan politik dari garis liberal, seperti Anwar Ibrahim yang tidak kunjung menang.

sistem feodalisme kerajaan dalam etnis melayu malaysia semakin membuat priviledges di antara etnis melayu menjadi sebuah nilai sosial yang harus dipatuhi. sehingga mereka bertindak seperti raja-raja kecil di wilayahnya dan semakin jauh dari nilai persamaan kemanusiaan. jika diantara etnis melayu saja berkasta dan diantara sesama rakyat malaysia pun berkelas dan berklasifikasi, maka tidaklah heran TKI kita dan mano dipandang sebelah mata.

demokrasi merupakan hal yang di rasa jauh dari kehidupan bernegara di malaysia, seperti revolusi perancis di abad ke-17 yang mampu meruntuhkan sistem kerajaan dan menciptakan demokratisasi di Eropa, begitu pun dengan reformasi 1998 Indonesia yang dikhawatirkan mampu menggerakan gerakan perlawanan pro demokrasi.

Terkait isu ambalat kali ini, malaysia tahu betul kita sedang menuju pemilu presiden dan wakil presiden, dari ketiga calon tersebut, yang masing-masing terdiri dari purnawiran jenderal, tampak malaysia mencoba melakukan uji kandidat melalui kapal perangnya di ambalat untuk mencari tahu dari para purnawirawan tesebut, purnawirawan mana yang memiliki kepekaan dalam merespon isu kedaulatan. karena isu kedaulatan merupakan isu yang sering dimasuki oleh malaysia sembari menunjukan kepada rakyatnya apakah demokrasi Indonesia yang mau kita tiru?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun