Mohon tunggu...
Fachremy Putra
Fachremy Putra Mohon Tunggu... -

Manusia sederhana dari tanah Aceh, yang berkeinginan besar meraih mimpi yang besar. tidak suka mengacaukan kehidupan kalian, karena saya adalah saya yang hanya ingin berkah dan rahmat dari ALLAH. SWT

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berubahnya Berpolitik Santun Menjadi Berpolitik Pantun

16 Juli 2011   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik



Dari Bandung ke tugu Monas

Sapi jantan terkulai lemas


Panggung politik boleh memanas
Asal Rakyat jangan ditindas

Sumpah serapah sumpah seraji
Makan ketupat sambil bernyanyi
Sudah bosan rakyat mendengar janji
Kapan rakyat mendapat bukti

Jalan malam ke kota Sumedang
Kilau lampu derang benderang


Kapan rakyat akan senang
Kalau mereka terus berperang


Untuk memulai artikel ini, pantun diatas sengaja saya search di google. Dan saya ucapkan terima kasih yang udah kreatif menciptakan pantun jenaka diatas, jadi saya tidak sasah susah lagi membuat pantun untuk panggung politik yang kita cintai ini. hehehee

Panggung politik di Negeri ini semakin hari semakin memanas sedari awal isue isue yang katanya dari mantan Presidenku, "Presiden yang terpilih setelah ku telah berkhianat dari kabinet ku". Dan sekarang mungkin mantan Presidenku bisa menganggap karma untuk Presidenku. Karena kadernya yang menjabat bendahara di parpolnya juga telah menghianati partainya, sampai artikel ini di tulis beliau (kader Presiden-ku) masih cukup betah tuk berdiam di Negeri SINGA. (bertapa kali ya berdiam???) hehehehe
Sekarang tinggalkan dulu cerita dari Kader Presidenku dan Negeri singanya. Dan kita feedback dulu sejenak tentang kasus Bank yang tak seberapa, yang sampai saat ini belum kunjung ada kejelasan dari Bapak-bapak Instansi Ingin memberantas Korupsi (IMK)saya menyebutnya IMK karena Bapak-Bapak di instansi itu "Berkeinginan sekali" memberantas semua kasus di Bank yang tak seberapa itu, tapi karena Presidenku dan Wakil Presidenku terlibat, jadi ya mau gimana lagi???hayooo siapa yang bisa jawab???
Ehem.. ehem.. cerita punya cerita Presidenku sering sekali dalam pidatonya mengajak semua kalangan elite politik untuk berpolitik secara santun dalam aturan yang berlaku, hehehehe. Presidenku sangat hebat, (ya iyalah namanya juga presiden) sampai-sampai yang ingin memberantas korupsi di "GARIS ATAS" harus dengan "SANTUN" juga? Yaaaaa.... sampai kapan terungkap wahai bapak Presidenku?? Tolong dijawab kepada kami rakyat kecilmu? ( Boleh juga kalau bapak Presidenku ingin menjawab dengan memberi komentar di bawah postingan ini, hehehe)
Sekarang saya bahas pantun yang ketiga yaitu "Berperang". Lho indonesia kan sedang tidak berperang, kenapa dibahas tentang berperang?
hehehe, pembaca jeli juga ya kalo indonesia sedang tidak berperang.
Memang benar Indonesia tidak sedang berperang, tapi sangatlah jelas bahwa Indonesia saat ini tengah "Diperangi". Jelas terlihat banyak "terror fisik" dan "terror batin" terjadi dimana mana, dari kasus BOM, pembunuhan pejabat, penghianatan, kecurangan dimana-mana dan lain sebagainya. Nah.. itu semua apa lagi namanya kalo bukan "Diperangi"?
Sekarang Rakyatmu telah bosan mendengar berita yang tema-nya itu-itu melulu wahai Bapak Presidenku. Jika ingin membuat berita, buatlah berita yang terbaik untuk bangsa kita ini wahai Presidenku, Jangan engkau rekayasa semua ini, Rakyat Indonesia sangat cerdas-cerdas untuk cepat dan tanggas untuk menaggapi Politik Pantun mu wahai Presidenku.
dikutip dari personal blog saya : fachremyputra.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun