Mohon tunggu...
Fachmy Casofa
Fachmy Casofa Mohon Tunggu... -

Co-Founder Institut Penulis Indonesia (InstitutPenulis.id) | Founder Enxyclo Brand Therapist (www.enxyclo.com) | Berprofesi sebagai penulis dan digital marketer. Temukan lebih lengkapnya di www.fachmycasofa.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Creative Writing #5: En-Theos

10 Mei 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

“Semangat, dedikasi, dan kerja keras sama pentingnya.”

-- Adam Kubert, pensketsa komik Superman

Dua puluh tahun lalu tidak ada social network. Puluhan tahun sebelumnya bahkan belum ada web. Sekarang, bila kita tengah bekerja di industri itu, atau memanfaatkan keberadaannya untuk earning money, maka berpuluh tahun lalu tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang bekerja dan memanfaatkannya untuk pekerjaannya. Lalu, siapa yang bisa menjamin dua puluh tahun ke depan akan tersedia pekerjaan seperti apa di bumi ini?

Sekarang, siapa saja bisa bergabung dalam sebuah tim untuk sebuah proyek. Uniknya, tim ini bahkan tak pernah bertatap muka. Mereka bekerja dari mana saja dengan berbekal amazing web tools. Mereka disebut dengan Virtual Teams.

Dari kita, paling tidak dalam satu tahun pernah melakukannya bukan sekarang ini? Bayangkan dalam beberapa tahun ke depan. Satu kali dalam satu tahun akan meningkat dalam satu kali dalam satu bulan. Tahun depannya lagi satu kali dalam satu pekan. Praktik outsourcing seperti itu memang sudah lazim dalam suatu perusahaan. Faktanya, the key benefit of outsourcing isn’t saving money, it’s innovation.

Pribadi yang unik dengan talenta dan antusiasme yang besar akan lebih berperan. Jika pribadi-pribadi unik tersebut disatukan dalam tim, akan banyak inovasi yang tercetuskan. Dan bisa jadi, kali ini bekerja bersama-sama, lain kali pun tak lagi berada dalam tim yang sama. In the future of work, individuals will have more freedom and power than ever before. Bukan masalah individualisme, akan tetapi sekarang the world is flat. Ke depan, akan banyak ketidaksamaan dengan masa sekarang. Akan banyak profesi unik yang tidak pernah kita dengar sebelumnya --dan profesi itu tetap mendatangkan uang. Sejak sekarang dan ke depan sebagai agenda siap-siap, kita hanya perlu antusias dengan setiap hal yang tengah bergulir ke hadapan. Tentu, ia harus sesuai dengan apa yang menjadi minat.

Kulit putih, rambut hijau berminyak dengan tubuh kerempeng. Karakter ini diganjar sebagai juara tertinggi dari 100 Greatest Villains of All Time oleh Wizard. Ia bukan alien, atau monster tersangar dengan taring tertajam, atau lah mesin pembunuh macam Terminator yang alot matinya, atau pula macam Dr. Doom di Superman. Dia adalah The Joker; tokoh rekaan dari DC Comics; musuh utama Batman. Pria aneh dengan cengiran lebar. Beraksi gila dalam perampokan bank, pembunuhan berantai-rantai secara gelap, hingga pembunuhan masal. Dan coba tebak, ia melakukan semua itu karena ia pikir, “Ini menyenangkan!”

Setelah kejatuhannya dalam kimia saat bertarung melawan Batman, kewarasannya langsung amburadul. Penjahat kelas kakap lain macam Lex Luthor paling-paling hanya ingin menghancurkan musuh bebuyutannya saja. Tapi Joker, ia tak puas dengan itu. Ia bermain-main dulu dengan orang-orang terdekat musuh utamanya. Ia bermain-main dengan mereka dalam ruang kejahatan yang sangat pekat nan rumit. Keluarga komisaris Gordon, Todd, Barbara, semua kena ulah anehnya.

Setiap kemunculannya dalam komik, Joker selalu menghadirkan semangat di benak pembaca. Kesintingan, kerumitan, keanehan, ketidakkontrolannya, berbanding terbalik dengan Batman yang keras namun terkalkulasi. Joker memegang rekor penjahat dengan otak paling brilian dalam kesintingan kejahatan, dan korban terbanyak dalam aksi brutalnya. Dan yang paling menakutkan dari itu semua adalah, ia tidak mencari keuntungan berupa kekayaan dari aksi-aksinya itu –baginya itu adalah aksi dari penjahat kelas teri— ia menganggap semua kejahatannya adalah lelucon. Ia kira semua itu adalah hal yang menyenangkan dan lucu!

Kegairahan; gelora semangat; minat besar terhadap sesuatu, biasa tersebut dengan antusiasme. Antusiasme berasal dari kata enthusiasm yang merupakan bentukan dari bahasa latin En-Theos. Maknanya adalah god in us. Oleh itulah, antusiasme adalah pemberian-Nya bagi seluruh manusia, yang kita harus selalu memohoni-Nya untuk senantiasa antusias dalam menjalani setiap jengkal kehidupan; be enthuastic about anything that we do. Worry less, do more!

Bagaimana bila antusiasme penulis bertemu dengan antusiasme pembaca? Kejutan-kejutan, totalitas dalam pengerjaan, dan sentuhan-sentuhan outstanding dalam berkarya, tentu akan menghadirkan antusiasme yang sama di pembaca. Dan uniknya, antusiasme tidak akan hilang. Ia hanya akan berubah menjadi lebih besar. Then it will be good in us.[]

Fachmy Casofa
Menteri Kepenulisan Republik Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun