Ini pengalaman ku  kemarin Jumat, 24 April 2015. Awalnya sih memang tidak ada niat, tapi karena tuntutan ingin ngemil yang lebih berkualitas (bukan asal ngemil yah) jadi deh saya cari buku resep ibu kumpulkan bahan-bahannya dan siap berperang lagi di dapur.
bahannya ditimbang, diukur biar sesuai dengan resep. lagi sibuk-sibuknya melelehkan mentega, eh si putri kedua ku dengan santainya menyendokkan sirup ke dalam wadah yang berisi telur dan gula yang sudah siap untuk di kocok. Jrnggg...kaget, panik, jadi satu deh. gimana kalau kuenya nanti ga bisa ngembang (sambil tepok jidat).
alhasil dengan penuh kepasrahan, bahannya pun saya kocok mengikuti resep. sudh tercampur rata, bahan yanglain dimasukkan dan di aduk kembali. set-set-set-seeet... adonan pun dibakar selama kurang lebih 30 menit. tapi ternyata adonan yang saya masukkan kedalam loyang berukuran 20x20x10 itu tidak terisi sampai atas, mungkin cuma ada setengahnya (pantes aja telurnya cuma dua). ya sudah, tungguin aja matang. Sambil menunggu, saya pikir kuenya tidak akan cukup untuk semua orang di rumah. jadilah saya menimbang lagi, menakr lagi dan mengocok lagi untuk adonan yang ke dua.
30 menit kemudian adonan pertama sudah matang dan sayapun menaikkan lagi adonan yang ke dua. seet... 30 menit kemudian adonan ke dua matang juga. kue pun sudah agak dingin jadi siap untuk di potong.
pas diotong adonan pertama jadinya cantik, lembut dan mengembang baik (alhamdulillah), tapi pas potong adonan yang ke dua JREEENGG lembut sih tapi bantet ! ternyata ketakutan pada adonan pertama malah terjadi pada adonan ke dua. ya sudah deh, di makan saja dan akhirnya kue itu habis juga dalam semalam, hehehe.
[caption id="attachment_380068" align="alignnone" width="640" caption="my banana cake"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H