Mohon tunggu...
Fabrella Mahbubillah
Fabrella Mahbubillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Terjadinya Gangguan Jiwa dan Mental

28 November 2022   19:30 Diperbarui: 28 November 2022   19:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan mental atau yang sering disebut gangguan jiwa merupakan penyakit yang memengaruhi pola pikir, emosi dan perilaku penderitanya. Di Indonesia sendiri, dalam hal pencegahan maupun penanganan gangguan jiwa termasuk salah satu negara yang terburuk. Hal ini disebutkan dalam artikel yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2019, berdasarkan Survei Global Health Data Exchange tahun 2017 menyebutkan, ada sebanyak 27,3 juta orang di Indonesia yang mengalami masalah kejiwaan. Ini berarti, satu dari sepuluh orang di negara ini telah mengidap gangguan kesehatan jiwa.

Masyarakat Indonesia hingga saat ini masih banyak yang menganggap bahwa orang yang mengidap gangguan jiwa atau gangguan mental hanyalah orang “Gila”. Tapi faktanya secara medis orang yang mengalami gangguan jiwa tidak semuanya dapat disebut “Gila”. Cara pandang masyarakat Indonesia yang masih terus seperti ini merupakan salah satu faktor yang membuat para penderita gangguan jiwa atau mental menjadi enggan untuk melakukan konsultasi dan menjalani pengobatan karena kebanyakan mereka takut kalau disebut “Gila” oleh orang-orang sekitarnya.

Ada banyak sekali penyebab yang bisa memicu terjadinya gangguan jiwa atau mental pada seseorang. Mulai dari kondisi sosial lingkunganya, faktor genetik, stress atau frustasi yang berlebihan, depresi akibat suatu permasalahan, telah mengalami peristiwa yang traumatis, kehilangan pekerjaan, hingga beratnya beban hidup yang harus dijalani. Ini semua bisa dialami oleh siapapun, dan dari kalangan manapun.

Berdasarkan informasi dari Harvard Health Publishing, ada beberapa jenis gangguan jiwa yang dapat diturunkan melalui genetik. Seperti, autisme, gangguan bipolar, depresi mayor, skizofrenia, hingga ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Pada kasus autisme, perubahan gen merupakan satu-satunya penyebab dalam terjadinya kondisi ini. Sedangkan pada kasus ADHD dapat timbul apabila saudara kandung atau orangtua pernah mengidap kondisi ini. Namun disamping itu ada juga faktor lain yang memicu ADHD, seperti terjadinya cedera otak, kelahiran prematur, atau paparan racun, alkohol atau tembakau selama kehamilan.

Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi akan tetapi juga bisa disebabkan oleh lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan pola perilaku seseorang dapat terbentuk berdasarkan lingkungan sekitarnya atau bahkan kebudayaan pada wilayah tertentu. Pengaruh lingkungan sosial terhadap gangguan jiwa atau mental dapat terjadi karena keharmonisan keluarga, pola dalam mendidik anak, ataupun permasalahan ekonomi. Keluarga merupakan salah satu faktor terpenting dalam membentuk sikap dan pemikiran seseorang. Untuk itu, dengan keluarga yang harmonis maka mental atau jiwa seseorang juga akan terbentuk dengan baik. Sebaliknya, apabila terjadi berbagai permasalahan di dalam sebuah keluarga sehingga menjadikan ketidak harmonisan maka ini juga akan menentukan sikap dan perilaku anak hingga bisa menyebabkan gangguan mental.

Selain dari permasalahan keluarga, gangguan mental juga dapat terjadi karena merasa dikucilkan oleh lingkunganya. Saat seseorang dikucilkan dan mengalami berbagai penolakan dari lingkunganya, orang ini akan mengalami krisis kepercayaan diri sehingga berujung pada sikap memberontak. Perasaan yang selalu merasa bahwa diri tidak baik akan mempengaruhi emosional dan jiwa seseorang. Orang ini akan merasa frustasi yang berlebihan dan dapat menggangu mentalnya.

Nilai-nilai atau norma-norma dalam masyarakat yang mengatur bagaimana berprilaku dalam bermasyarakat, juga dapat berpengaruh dalam kesehatan mental. Jika nilai-nilai tersebut terlalu sulit atau menekan bagi masyarakat maka masyarakat tentunya akan merasa tertekan hingga dapat mempengaruhi kepribadianya.

Dari semua penjelasan yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan jiwa atau mental, tidak semata-mata berasal dari kelemahan pribadi. Akan tetapi banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi. Mulai dari keluarga, faktor genetik, faktor lingkungan dan budaya, hingga faktor beratnya beban hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun