Kejadian ini memang terjadi pada teman saya.Tapi cukup menyedihkan karena kisah nyata yang terjadi dalam hidupnya sempat membuat dia hampir gila.
Siang itu saya masih ngobrol dengan teman-teman saya di kantor,memang dari kami sebagian sudah banyak yang berkeluarga.Saya dan teman-teman saya pun asik bercerita tentang anak dan keluarga mereka.Panggil saja salah satu teman saya Andin (nama samaran).Andin mempunyai seorang anak berumur 2 tahun lebih.Dia memang cerita bahwa anaknya sedang sakit flu dan sudah di beri obat yg biasa ia berikan.Siang itupun Andin masih berbicara lewat telepon dengan anaknya..saya pun mendengarkannya ketika anaknya minta dibelikan ciki kesukaannya.Andin bilang "iya nak,mama nanti pulang bawa ciki yah..zidane (nama anaknya) sembuh dulu tapinya"...
Menjelang sore hari,Andin mendapat telepon dari ibunya bahwa anaknya makin panas dan flu nya belum membaik.Andin pun bergegas pulang.Sesampainya dirumah Andin langsung membawa anaknya ke rumah sakit terdekat..sampai disana dokternya mengantri dan Andin bergegas ke UGD..tetapi Andin kurang puas dengan pelayanan yg diberikan.Karena Zidane sempat di diamkan saja.sedangkan dia susah untuk bernapas.
Andin pun segera mencari RS lainnya.Ketika masuk UGD,ternyata anak Andin harus masuk ICU.Ruang ICU di RS tsb bilang kalau ICU nya sudah full.UGD pun lama utk melayani Andin..ketika tahu Andin akan memakai Askes.Bahkan Zidane tidak diberikan pelayanan lagi.
Andin pun pindah RS lagi utk mencari ruang ICU yang bersedia tanpa uang muka karena pada malam itu uang yang dibawa Andin tidak cukup untuk membayar uang muka ICU.Di rumah sakit lainnya pun seperti itu.Paling tidak pertolongan pertama untuk anaknya pun tidak dilakukan.
Andin hampir putus asa,dia menelepon Om nya yang bekerja di kepolisian dan punya jabatan khusus.Tetapi ketika om nya datang nyawa Zidane sudah tidak tertolong lagi.Zidane meninggal pada pukul 22.00..
Mengapa pelayanan RS sangat lambat bahkan tidak dilakukan sama sekali ketika mengetahui pasien tersebut memakai ASKES atau belum mampu membayar uang muka.Andin sempat menjanjikankepada pihak RS kalau besok ia akan bayar uang muka ICU dan mohon diberikan ruang ICU untuk anaknya.Karena pada malam itu ia memang tidak ada uang untuk membayar DP icu.
Sampai sekarang Andin tidak bisa melupakan kejadian tersebut,karena pihak RS hanya melayani orang berduit saja.Terutama rumah sakit-rumah sakit yang di rujuk bisa menggunakan Askes.Pertolongan pun sangat lambat kalau tidak di teriak-teriaki oleh Andin.Nyawa anak satu2nya hilang karena sesak napas yang di deritanya.Zidane butuh oksigen tetapi karena pelayanan yg ogah-ogahan nyawa Zidanepun menghilang.
Saya hanya berharap kepada rumah sakit-rumah sakit rujukan ASKES agar tidak memandang sebelah mata kepada orang-orang yang tidak berduit.Yang terpenting adalah pelayanan rumah sakit untuk menolong orang-orang sakit ketika ia meminta pertolongan.Kekecewaan Andin sangat dalam bahkan hampir gila karena anaknya meninggal.Karena permintaan maaf dari pihak rumah sakit tidak bisa mengembalikan nyawa Zidane.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI