Mohon tunggu...
Fabianus Keane Karnaen
Fabianus Keane Karnaen Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jambore 2023 Kolese Kanisius, Mencintai Alam dan Sesama dengan Utuh

17 September 2024   16:54 Diperbarui: 17 September 2024   17:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jambore adalah sebuah kegiatan yang identik dengan perkumpulan, alam, dan berkemah. Menurut KBBI (2024), Jambore sendiri adalah pertemuan besar antar praja muda karana, atau yang lebih dikenal dengan pramuka. Sedangkan menurut Oxford Canada, etimologi jambore mulai muncul sekitar abad ke-19. Diketahui pula bahwa seorang penyair bernama Robert W. Service pernah menggunakan kata Jambore, jauh sebelum penyelenggaraan kegiatan jambore dunia pertama. 

Jambore sendiri merupakan serapan dari kata jamboree, yang berarti perayaan dan pesta yang besar, mewah, dan riuh (Oxford Language, 2024). Mengacu kepada Jaenudin Yusup dan Tini Rustini dalam Buku Panduan Wajib Pramuka, jambore adalah pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan masif yang diprakarsai oleh kwartir gerakan pramuka. Secara umum, Jambore adalah kegiatan perkumpulan para pramuka, yang dilakukan dalam bentuk perkemahan. 

Bagi kanisian (sebutan untuk siswa kolese kanisius), jambore dilakukan saat mereka duduk di bangku kelas sepuluh. Berbeda dengan jambore pada umumnya, walaupun para kanisian tidak mengikuti ekstrakulikuler pramuka, mereka tetap wajib untuk mengikuti kegiatan ini. Serangkaian kegiatan pra-jambore dilakukan untuk menyiapkan mereka saat diterjunkan ke alam bebas nantinya. 

Kegiatan ini begitu penting bagi kanisian, sebagai bagian dari proses formasi mereka menjadi pemimpin masa depan yang utuh. Panitia kegiatan ini terdiri dari guru-guru yang bertugas memberikan informasi mengenai kegiatan, dan mendampingi kanisian selama jambore dilaksanakan. Lokasi jambore umumnya bervariasi, berubah setiap tahun.

Mengapa jambore yang dilaksanakan oleh Kolese Kanisius begitu spesial? Jambore ini dilakukan dengan penuh kedisiplinan. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh kanisian dievaluasi oleh panitia guru, dan evaluasi ini memastikan pelanggaran serupa tidak terjadi lagi. Menurut saya, suasana ketegasan dan kedisiplinan selama jambore ini membantu dalam membiasakan diri para kanisian untuk nantinya selalu disiplin. Selain itu, kegiatan yang ditawarkan selama jambore tidak membosankan dan selalu menguji jiwa kepemimpinan para kanisian. 

Eksplorasi alam adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam jambore Kolese Kanisius. Melalui kegiatan ini, para kanisian dibentuk untuk menjadi pemimpin yang mencintai alam sekitar. Kegiatan ini dimulai saat para kanisian dalam kelompok beranggotakan sekitar delapan orang diberikan peta untuk sampai di tempat tujuan. Koordinasi dalam tim sangat dibutuhkan untuk menemukan jalan yang tepat, melewati pos permainan yang dirancang untuk melatih kerjasama kelompok, hingga sampai di tempat tujuan. Selama perjalanan, kanisian juga dilatih untuk peduli dengan rekan satu tim, mengingat rute perjalan ini cukup jauh, dan medan yang dilalui tidak selalu rata. 

Banyak tantangan yang ditemukan kanisian selama perjalanan. Salah satu yang terberat adalah cuaca hujan yang cukup untuk membuat daya tahan tubuh mereka melemah. Sebagai bagian dalam perjalanan eksplorasi alam, panitia guru bekerjasama dengan penduduk sekitar untuk mengadakan acara pembaptisan para kanisian menjadi sahabat alam, dengan menggunakan sumber mata air di lereng gunung. Pendapat saya, kegiatan eksplorasi alam ini berhasil membentuk saya menjadi pemimpin yang selalu peduli dengan rekan seperjuangan dan menghormati alam sebagai ciptaan Tuhan. 

Selain eksplorasi alam, para kanisian juga diajak untuk melatih kemampuan sosialnya. Caranya adalah dengan live-in di rumah warga di sekitar tempat jambore. Dalam kelompok beranggotakan dua orang, mereka diberikan petunjuk nama pemilik rumah, dan perlu mencari lokasinya sendiri. Setelah sampai di rumah warga, mereka perlu mengerjakan tugas yang ada di rumah itu, seperti memanen kebun, mengangkut pasir, atau bahkan berdagang. 

Barulah setelah itu, kanisian dapat makan di rumah warga. Namun, dikarenakan pada malam harinya hujan, sehingga banyak tenda yang basah dan tidak dapat digunakan, kegiatan live-in ini dilanjutkan untuk menumpang tidur di rumah warga pada malam itu. Kegiatan ini tentu ditujukan untuk membentuk kanisian menjadi pemimpin dengan kemampuan sosial yang baik, dan peduli dengan sesama.

Setelah menyelesaikan acara jambore, para kanisian diwajibkan untuk memberikan output dari kegiatan jambore ini. Berbagai macam produk dapat dipilih kanisian untuk dipresentasikan, mulai dari lagu, short movie, maket, website, dan lain sebagainya. Hal ini ditujukan agar kanisian semakin meresapi apa yang menjadi pengalaman mereka selama melakukan jambore. Saya pribadi, sebagai salah satu peserta jambore, merasakan jiwa kepemimpinan saya terbentuk selama rangkaian kegiatan jambore ini. Saya berharap, kedepannya pengalaman cinta alam dan sesama ini menjadi bekal bagi saya dan teman-teman saya untuk menjalani kehidupan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun