Mohon tunggu...
Fabian Chesta
Fabian Chesta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang senang untuk menulis dan mempelajari seni terutama musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Observasi Komunikasi antar Budaya melalui Permainan Tradisional di Museum Sri Baduga

10 November 2023   23:10 Diperbarui: 10 November 2023   23:11 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber 1.0 Dokumen pribadi

Pada hari Minggu tanggal 5 November, saya berserta teman-teman kampus melaksanakan kegiatan observasi untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi antar Budaya. Kami melakukan observasi pada objek-objek terutama permainan tradisional yang terdapat di dalam Museum Sri Baduga. Museum Sri Baduga sendiri terletak di Jalan BKR No. 185.

Museum Sri Baduga merupakan museum yang didirikan pada tahun 1974. Nama Sri Baduga itu sendiri diambil dari salah satu raja dari Kerajaan Pajajaran yaitu Sri Baduga Maharaja. Dalam museum, kita disajikan berbagai bentuk objek seperti, bebatuan zaman dahulu, berbagai pakaian daerah, patung satwa langka, arca, monumen tradisi-tradisi tradisional, dan beberapa barang-barang bersejarah lainnya.

Dari sekian banyaknya objek yang menarik untuk diobservasi, kami memilih permainan tradisional untuk dijadikan bahan observasi kami karena dari permainan tradisional kami bisa melihat bagaimana interaksi yang dilakukan anak-anak pada zaman dahulu melakukan komunikasi satu sama lain dengan menggunakan aspek budaya yang melekat dalam permainannya itu sendiri dan dari permainan tradisional juga, kita bisa melihat bagaimana budaya dapat dikomunikasikan dan diwariskan dari permainan tradisional. Sehingga kita dapat belajar mengenai budaya-budaya yang ada di Indonesia khususnya kebudayaan yang ada di pulau Jawa yaitu kebudayaan Sunda

Ketika saya menuju lantai 3, saya sangat terpikat dengan berbagai mainan tradisional yang disajikan di museum tersebut. Saya merasa seperti sedang kembali ke masa lalu menggunakan mesin Time Travel layaknya karakter Okabe Rintarou dalam anime Steins;Gate. Dari permainan tradisional ini kita bisa merasakan interaksi anak-anak dengan lingkungan budaya yang terjadi di zaman dahulu. Objek ini tidak hanya sekadar pajangan yang tidak berguna, tetapi merupakan suatu objek yang merepresentasikan budaya-budaya yang di dalamnya memiliki makna dan nilai-nilai kehidupan yang penting dan menarik.

Salah satu objek yang menarik untuk dibicarakan adalah permainan Gatrik. Seperti yang dijelaskan oleh guide Museum Sri Baduga, Gatrik adalah permainan tradisional yang sering dimainkan oleh masyarakat Sunda. Dahulu kala, Gatrik adalah salah satu permainan yang bisa dibilang populer di Indonesia. Permainan Gatrik ini merupakan permainan yang dilakukan oleh dua kelompok, di mana setiap satu kelompok beranggotakan dua sampai lima orang anak. Kelompok tersebut dibagi dua, satu menjadi regu pemukul dan lain regu penangkap. Permainan ini menggunakan dua alat yang terbuat dari potongan bambu, potongan bambu pertama berukuran kurang lebih 30 cm dan potongan bambu lainnya berukuran lebih kecil atau sekitar 10 cm dari potongan bambu pertama. Lapangan atau halaman rumah biasanya dijadikan tempat untuk melakukan permainan Gatrik ini. Kemudian dalam permainan ini juga, batu bata digunakan sebagai alat untuk dijadikan dudukan potongan bambu tersebut. Jika tidak memiliki batu bata, anak-anak bisa menggantinya dengan benda lain sebagai dudukan untuk potongan bambu tersebut. Kemudian ketika sudah siap dimulai, regu pemukul akan melempar potongan bambu pendeknya menggunakan potongan bambu panjang, sedangkan regu penangkap akan berlomba-lomba untuk menangkap potongan bambu kecil yang melayang tersebut untuk mengalahkan regu pemukul.

Dalam permainan Gatrik ini, kita bisa melihat bagaimana komunikasi antarbudaya tidak hanya melalui komunikasi verbal, tetapi juga bisa dilakukan dengan melibatkan komunikasi non-verbal dan juga norma-norma budaya. Permainan Gatrik ini memperlihatkan bagaimana anak-anak kecil zaman dahulu saling berinteraksi melalui berbagai cara seperti, gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan juga ritme permainan Gatrik itu sendiri. Permainan Gatrik ini juga sangat relevan dengan nilai-nilai yang sangat dibutuhkan di masa sekarang ini, karena di masa sekarang perbedaan individu merupakan hal yang sangat awam sehingga dari permainan Gatrik ini membuat kita belajar untuk saling menghormati dan juga mempelajari kebudayaan yang berbeda dengan diri kita sendiri agar menciptakan lingkungan yang tentram dengan banyaknya budaya yang ada di Indonesia. Berbeda dengan zaman sekarang, kabanyakan anak-anak maupun orang dewasa bermain permainan online seperti game Mobile Legend dan Player Unknown Battleground. Mereka mungkin bermain secara berkelompok tetapi mereka tidak bisa berinteraksi secara fisik dengan teman-teman kelompoknya seperti pemainan Gatrik di zaman dahulu yang mementingkan interaksi sesama individu secara fisik.

Selain Gatrik terdapat permainan lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas, yaitu permainan kelereng. Permainan kelereng merupakan permainan yang menggunakan alat berupa bola kecil yang terbuat dari kaca ataupun tanah liat. Ukuran bola kelereng bisa bermacam-macam. mulai dari bola yang berukuran kecil sampe bola yang berukuran besar. Permainan ini dimainkan lebih dari dua orang, kemudian memiliki aturan yang bermacam-macam tergantung dengan kesepakatan bersama. Permainan kelereng ini juga permainan yang tersebar di berbagai macam budaya dan daerah.

Sumber 2.0 Dokumen Pribadi
Sumber 2.0 Dokumen Pribadi

Dari permainan ini kita bisa melihat bagaimana setiap budaya dan daerah memiliki aturan yang berbeda-beda dan memiliki aturan yang unik, dari sini kita bisa meilhat bahwa keberagaman budaya sangat mempengaruhi perbedaan dan norma-norma aturan dari permainan kelereng tersebut. Dari sini juga kita bisa melihat ketika adanya konflik yang terjadi saat permainan seperti saat memiliki perbedaan pendapat mengenai aturan ataupun hasil/skor permainan bahwa komunikasi antarbudaya secara interpersonal merupakan hal yang penting dalam penyelesaian konflik.

Kedua permainan di atas merupakan hal yang penting saat menyatukan komunikasi antarbudaya dengan permainan tradisional karena dengan kita mencoba untuk menjelajahi permainan tradisional ini, kita akan membuka wawasan tentang berbagai aspek dari komunikasi lintas budaya. Gatrik dan kelereng bukanlah permainan yang sudah kuno, tetapi merupakan wadah untuk memahami identitas budaya sebagai alat untuk memahami berbagai nilai seperti kerja sama, kreativitas, dan juga kecerdasan ketika bermain permainan tersebut sehingga mendukung komunikasi dalam masyarakat yang memiliki banyak sekali keragaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun