Mohon tunggu...
Faatihah Azka Aris
Faatihah Azka Aris Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mahasiswa Hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Konsumerisme yang Mengakar

14 Maret 2023   22:39 Diperbarui: 14 Maret 2023   22:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melihat kembali kritik Marx terhadap kapitalisme, bahwa kapitalisme didasarkan atas eksploitasi kaum buruh. Pada akhirnya, konsumerisme dapat berdampak negatif pada pekerja (kaum buruh) dan produsen. Tekanan untuk menjaga agar harga tetap rendah dan keuntungan tinggi dapat menyebabkan praktik perburuhan yang eksploitatif, seperti upah rendah, jam kerja yang panjang, dan  kerja yang buruk. Hal ini dapat dilihat dalam kasus rantai pasokan global, di mana produk diproduksi di negara berkembang dengan perlindungan tenaga kerja yang lebih lemah. 

Selain itu, fokus pada profitabilitas dapat mengarah pada pengabaian terhadap masalah lingkungan dan sosial, seperti dampak produksi terhadap komunitas dan ekosistem lokal.

Banyak kritik yang dilontarakan terhadap budaya konsumerisme. Kritik tersebut berpendapat bahwa terdapat beberapa dampak negatif pada individu, masyarakat, dan lingkungan. Mereka berpendapat bahwa konsumersime mempromosikan materialisme dan konsumsi berlebihan, yang dapat menyebabkan ketimpangan sosial, utang, dan degradasi lingkungan. Proses produksi sampai transportasi barang dan jasa menghabiskan banyak energi serta sumber daya. Hal ini menyebabkan emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan lainnya. Pembuangan produk juga dapat menghasilkan limbah dan berkontribusi terhadap polusi.

Meskipun demikian, masyarakat dan mungkin kita sendiri masih terus menerus menhikuti budaya konsumerisme. Apalagi dengan kemunculan media sosial yang semakin memudahkan kita untuk semakin terjerumus lebih dalam. Kita semakin terbiasa melihat orang-orang memamerkan kekayaannya secara berlebihan. Akankah budaya konsumerisme yang telah mengakar pada diri kita dapat dicabut? Atau justru dengan kemudahan akses teknologi, konsumerisme telah berhasil mengasimilasi menjadi bagian dari aspek kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun