Bendungan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memastikan ketahanan air dan ketahanan pangan di daerah sekitarnya, terutama pada daerah sektor pertanian yang dominan. Selain menyediakan pasokan air yang stabil untuk irigasi, tetapi juga membantu sebagai pengendalian banjir yang dapat merugikan masyarakat.
Perubahan iklim yang makin ekstrem pada akhir-akhir ini, bendungan menjadi salah satu infrastruktur utama dalam menopang kebutuhan dasar masyarakat. Bendungan juga memberi peluang bagi pengembangan pariwisata dan rekreasi sehingga berpotensi meningkatkan ekonomi lokal.
Proyek Bendungan Jragung yang terletak di Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terus dikebut oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proyek ini dimulai pada tahun 2020 setelah penandatanganan kontrak dan memulai konstruksi pada pertengahan 2021. Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir 2024.
Kapasitas dari Bendungan Jragung memiliki daya tampung sebesar 90 juta m dengan luas bendungan 632 hektare. Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan dan Kota Semarang akan menjadi wilayah yang menerima penyediaan air baku dari Bendungan Jragung.
Total investasi yang terserap dari proyek ini sebesar Rp 2,3 triliun, yang terdiri dari tiga paket. Paket I di kerjakan 0leh PT Wasikta Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp806,3 miliar. Paket II digarap oleh PT Wijaya Karya dan PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp758 miliar. Sementara itu, PT Brantas Abipraya bersama PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) mengerjakan Paket II senilai Rp735,9 miliar.
Pembangunan Bendungan Jragung menunjukkan dampak pentingnya infrastruktur air dalam mendukung berbagai sektor kehidupan masyarakat setempat. Bendungan ini juga diharapkan mampu mengatasi  persoalan banjir yang kerap terjadi sebelumnya terutama diwilayah sekitar yang sering terdampak banjir. Pada musim hujan pengendalian air menjadi lebih optimal, sehingga dapat memenuhi ketersediaan air oleh warga setempat.
Selain pengendalian banjir dan penyedia air baku, bendungan ini juga diproyeksikan dapat meningkatkan ketersediaan air untuk irigasi pertanian. Hal ini sangat penting bagi kesejahteraan para petani, ketersediaan air yang cukup akan mendukung produktivitas hasil panen sepanjang tahun, sehingga tidak terlalu bergantung pada musim. Hal ini, secara tidak langsung dapat membantu perekonomian lokal dan memperkuat ketahanan pangan. pengembangan wisata dan pengelolaan sumber daya alam di sekitar bendungan juga dapat membantu memberdayakan ekonomi masyarakat setempat.
Dampak lingkungan dan sosial juga perlu diperhatikan. Terdapat kekhawatiran mengenai potensi relokasi warga yang terdampak oleh proyek ini, pentingnya komunikasi dan sosialisasi masyarakat perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Transparansi dalam menyusun kebijakan kompensasi dan tata ruang akan mendukung keberhasilan pembangunan bendungan sebagai infrastruktur tidak hanya bermanfaat, tetapi juga diterima baik oleh semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H