Hi guys, how are you? I hope you are fine, I hope we meet soon. Happy reading my article:)
Apa itu Gaya Hidup Minimalism?
Akhir-akhir ini sering mendengar dan menemukan istilah minimalism atau gaya hidup minimalis yang beredar di sosial media. Dan ternyata setelah dilakukan riset oleh beberapa peneliti ternyata banyak sekali anak muda yang tergiur untuk mengikuti gaya hidup minimalism ini namun, sebagiannya lagi ada juga yang menolak dengan anggapan hidup minimalis itu sama dengan mirip pelit dan membosankan. Berikut definisi hidup minimalism yang dikutip dari beberapa buku:
- Dilansir dari Break The Twitch, minimalism adalah gaya hidup yang berfokus untuk meminimalkan gangguan yang bisa menghalangi kamu melakukan hal-hal yang sebenarnya penting.
- Definisi minimalis menurut Becky, yaitu cara hidup dimana kita memilih untuk focuses on watching ialah focus pada hal-hal yang memang sangat penting karenanya Becky juga beranggapan bahwa hal-hal yang kurang penting dan nggak membahagiakan harus dibuang atau dijauhi oleh orang yang memilih hidup minimalis.
- Buku 'Seni Hidup Minimalis' karya Francine Jay adalah sebuah buku yang menjadi petunjuk bagaimana caranya menjalani kehidupan yang minimalis, tidak berlebih-lebihan agar hidup lebih tertata dan sederhana. Buku ini memiliki banyak sekali pemikiran filosofis mengenai bagaimana cara kita mengenal kebutuhan barang, menggunakan barang maupun dan efek dari hal-hal yang kita lakukan terhadap kebutuhan barang tersebut.
Nah dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa inti dari konsep minimalism adalah kita lebih menghargai apa yang kita miliki. Caranya adalah dengan mengurangi semua hal yang nggak penting dan menjadi distraksi karena saat hal-hal nggak penting itu ada justru akan mengganggu focus kita dalam memaknai bahkan menjalani hidup. Jadi ini bisa berupa apa saja mulai dari barang, janji, dan pertemuan yang gak penting, circle pertemanan bahkan bisa jadi aktivitas dari pilihan-pilihan sikap kita.
Konsep minimalism ini seperti media yang bisa mengevaluasi diri apa yang kita miliki selama ini sebenarnya penting nggak sih? Bermanfaat gak sih? Buat pertemanan kita selama ini positif atau toxic? Aktivitas kita selama ini produktif dan membuat kita bertumbuh atau enggak? Dan bukankah untuk mengetahui blin spot dan kesalahan kita, kita memang perlu untuk mengevaluasi diri kita.
Namun, terlepas dari itu semua dalam menerapkan konsep minimalism ini memilih dan memilah mana yang kita perlukan dan mana yang nggak dibutuhkan. Jangan sampai trend tentang minimalism lifestyle akhirnya kita membuang atau melepas sesuatu yang sebetulnya justru penting baik untuk diri kita maupun untuk orang-orang disekitar kita. Karena pada akhirnya konsep minimalis itu bisa diterapkan dimanapun baik itu disosial media, digaya hidup, bicara, kita berfikir, di emosi, dan sebagainya. Ada banyak alasan kenapa hidup minimalis ini menarik dan penting, diantaranya adalah:
- Mengurangi stress, seorang peneliti menyatakan bahwa memiliki barang banyak itu nggak menjamin kebahagiaan kita dan yang terjadi justru sebaliknya. Banyak orang yang stress karena memiliki staf atau barang terlalu banyak yang mungkin bisa berupa pakaian, tas, sepatu, dan sebagainya. Hal ini juga diungkapkan oleh Salim Actions dalam bukunya Hello Habbits yang menurutnya gaya hidup minimalis dengan memiliki sedikit barang terutama yang ada dirumah menjadi jaringan pengaman agar ia tidak stress dan depresi.
- Kenapa minimalis patut kita adopsi? Karena untuk meningkatkan fokus dan produktivitas. Dengan kita memiliki barang-barang yang kita perlukan, yang memang kita butuhkan maka itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bertumbuh bahkan berkarya bahkan bisa jadi kita jauh lebih fokus karena minimnya distraksi yang ada disekitar kita.
- Hidup seadanya itu adalah melihat having less bukan berarti kita nggak mampu bukan berarti kita kuno atau ketinggalan zaman dan bukan berarti juga kita nggak tahu dengan trend tapi kita memilih untuk mengoptimalkan apa yang ada agar lebih fokus dan produktif.
Berikut 5 tips gimana caranya kita hidup lebih simple dan lebih minimalism:
1. Fokus pada kebutuhan bukan keinginan
Sadar nggak sih kalau kita seringkali beli barang yang sebenarnya enggak kita pakai. Jujur dengan diri kita sendiri kalau jawabannya iya berarti kita belum bisa ngebedain keduanya tapi kita memilih untuk tutup mata, nggak mau tahu demi memenuhi hasrat keinginan kita.
Dan ini hal yang wajar terlebih kita anak muda yang memang egonya masih tinggi. Ingin ini ingin itu, pengen ini pengen itu, tapi wajar itu bukan berarti harus diteruskan lalu jadi kebiasaan. Suka nggak suka, mau nggak mau kita harus siap dan bisa mengendalikan serta mengontrol salah satunya bisa dengan cara diamkan keinginan kita itu selama tujuh hari. Missal nih sesuatu yang teman-teman pengen banget namun harus mengeluarkan modal yang lumayan, nah ada baiknya keinginan itu enggak langsung dipenuhi melainkan coba diamkan dulu selama tujuh hari.
Nah selama tujuh hari ini, kita bisa memikirkan ulang. Ini adalah waktu yang cukup untuk kita coba berefleksi dengan menggunakan logika. Apakah kita benar-benar butuh kalau iya apakah itu akan bermanfaat, siapa yang akan mendapatkan manfaatnya kalau kita beli barang itu misalnya bagaimana impact nya terhadap orang-orang tersayang kita, apakah lebih banyak negatifnya, apakah kita mau bertanggungjawab untuk mengurusi dan menjaga barang itu sampai seterusnya. Kuncinya fokus pada pemenuhan kebutuhan bukan pada pemenuhan keinginan karena keinginan itu gak akan ada habis-habisnya, satu keinginan terpenuhi maka akan muncul keinginan lagi.
Quotes : "you have succeeded size only you really one is one unit"
Kita dinilai berhasil dalam hidup adalah saat apa yang kita inginkan adalah apa yang benar-benar kita butuhkan, bukan sebaliknya
2. De-clutter atau memilih dan memilah
Barang mana yang masih kita butuhkan dan mana yang udah nggak kita butuhkan lagi. Karena kebiasaan manusia pada umumnya adalah hobi menimbun barang dengan alasan aduh sayang banget kalau barang ini gak dibeli, well ini wajar kok apalagi kalau barang itu adalah sesuatu yang memang kita suka.
Mari kita ingat bahwa sesuatu yang kecil untuk bisa jadi memiliki nilai yang sangat berharga dimata orang lain atau bisa menjualnya terus uangnya bisa kita berikan kepada orang yang jauh lebih membutuhkan dan masih banyak lagi.
3. Emosional minimalism
Yaitu menyederhanakan cara kita berpikir, cara kita merasa dan cara kita merespon sesuatu karena minimalism itu enggak cuma soal barang atau benda kok tapi juga emosi berfikir.
Menurut Greg Levine dalam bukunya minimalism, minimalism bukan berarti kita mengeliminasi atau membuang semua emosi kita justru dalam hal ini kita harus tahu nih apa yang kita rasakan, apa penyebabnya. Namun, mengeluarkan emosi itu dengan cara yang sehat dan bijak. Singkatnya, kita sebetulnya nggak perlu buang-buang tenaga buat marah-marah buat balas dendam atau sedih berkepanjangan atas sesuatu.
4. Start small habit regularlyÂ
Minimalism inikan kedepannya akan menjadi bagian dari karakter kita, menjadi bagian pilihan sikap, pilihan berfikir dan pilihan rasa yang ingin kita pakai dalam respon apa yang terjadi disekitar kita karena karakter itu enggak tiba-tiba muncul maka awali dengan kebiasaan-kebiasaan kecil makanya kita mulai bersyukur dan memaknai setiap barang yang kita miliki manfaatnya apa, diletakkan dimana, bagaimana perawatannya dan lain-lain.
Karena seringnya yang membuat kita menjadi sulit membangun kebiasaan minimalism salah satunya adalah karena banyaknya informasi yang masuk terutama informasi diskon dan promo, alhasil barang yang sebenarnya nggak penting dan nggak kita butuhin, namun karena promonya besar beli tiga gratis satu, diskon 50%, promo mahasiswa dan lain-lain, kita jadi lapar mata diskon hiperbolik dan barang itu kembali kita beli.
5. Terapkan digital minimalism
Yaitu pengunaan teknologi digital yang kita batasi kita seleksi dan kita fokus pada hal-hal yang memang menunjang kegiatan atau aktivitas professional kita, misalnya untuk jenis dan tipikal gadget dan aplikasi apa yang kita butuhkan tentu kita yang jauh lebih paham dan jauh lebih mengerti karena saya yakin teman-teman yang membaca artikel saya ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Cara Sederhana Memulai Gaya Hidup Minimalis:
- Bereskan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
- Fokus kepada kebutuhan.
- Nikmatilah sesuatu tanpa terobsesi secara berlebihan.
- Kebahagian bukan terletak pada materi semata.
- Barang yang dimiliki harus sesuai dengan kebutuhan bukan sebagai simbol kekayaan
Nah teman-teman, itu dia beberapa tips tentang gaya hidup minimalis, tentu ada banyak cara lain yang bisa kita coba dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kalau ada tips dari kalian boleh banget berbagi dikolom komentar yaa... intinya kita sama-sama belajar untuk fokus pada kebutuhan dan hal-hal yang penting dalam hidup kita. See you...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H