Apalagi kita tahu ini dalam skala nasional, kan bisa dibayangkan. Makanya: untuk saat ini, mengepadankan atau mensejajarkan kesabaran rakyat dengan kebutuhan rakyat yang kian memuncak menjadi agak tidak berimbang.Â
Justru di sinilah negara perlu topangan dari rakyat. Saatnya bukan lagi mengangkat bambu runcing dan masuk medan perang tetapi negara sedang sangat perlu sikap sabar, pengertian dan ketulusan nurani rakyat.Â
Boleh jadi ada kekurangan kecepatan, kekurangan akurasi dan pemutakhiran data dan lain-lain, tapi semua lebih kepada faktor ketidaksengajaan.Â
Rakyat perlu mendukung dan mendoakan agar semua program bantuan bencana covid-19 ini boleh berjalan baik hingga tahap paling berhak. Rakyat wajib kawal. Kalau tak benar atau ada bau anyir KKN ya kita bongkar lalu pencet belalang penggerogotnya.
C. Kepala Daerah Jadi Senjata Utama Negara dalam Pengendalian Sosial Budaya Rakyat di Tengah Pandemi
Seperti kita singgung di atas tadi, negara memerlukan dukungan dari semua elemen kerakyatan, terutama para tokoh rakyat. Dan para kepala daerah adalah tokoh rakyat. Mereka dipilih oleh rakyat dan mereka juga memiliki kemampuan untuk menggerakkan rakyat.Â
Kejelian seorang kepala daerah dalam membaca keadaan, sebelum menyatakan statement atau pendapat sangat dapat diraba kekuatan pengaruhnya. Kepala-kepala daerah adalah panglima di wilayahnya. Perkataan seorang panglima dapat menjadi perintah mutlak yang sangat berakibat.Â
Negara tercinta ini tak ubahnya negara lain. Memiliki keunggulan disisi lain juga mengalami kekurangan disisi lainnya. Negara adalah organisasi politik-pemerintahan maha besar yang tak luput oleh ke-abai-an managerial administratif dan lain hal.Â
Sebabnya masalah penyaluran bansos kepada 250 juta lebih anggota organisasi besar (baca:rakyat) dengan jutaan karakter dan latar belakang ini, juga penuh lika-liku keterbatasan.Â
Jika mau berkorban bagi bangsa ini sat tepat bagi masyarakat. Tak perlu korban nyawa seperti para pejuang dulu. Tapi - sebagai penerima bantuan- kita melontarkan sedikit pujian dan dorongan semangat melayani kepada pemerintah dalam hal ini kemensos bahkan juga para pejuang kemanusiaan lain yang ada digaris depan. Banyak nyawa para pejuang yang gugur.Â
Banyak istri/suami, anak, orang tua dan keluarga yang telah ditinggalkan demi menyelamatkan nyawa rakyat. Satu pujian kita mungkin bisa jadi satu mesiu dalam selongsong senapan mereka yang bernama tekad dan pengabdian.Â