Mohon tunggu...
Muhammad Farhan Hamami
Muhammad Farhan Hamami Mohon Tunggu... -

Sedang mencoba untuk belajar menulis, menemukan kembali gairah menulis yang pernah hilang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sepatu dan Kerikil

7 Februari 2010   11:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin menjadi sepatumu Jadikan aku sebagai sepatumu dan aku akan senantiasa bersamamu dan melindungimu Menemani setiap langkahmu Aku bukanlah sepatu kaca yang indah dipandang tapi bisa membuatmu lecet dan terluka Aku juga bukanlah sepatu kulit lembu yang kokoh tapi membuatmu panas dan bau Aku hanyalah sepatu kain yang sederhana namun cukup membuatmu bersahaja dan anggun yang lembut namun cukup untuk melindungimu yang tidak terlihat kokoh namun akan menyejukkanmu Pakailah aku Aku tidak akan berdecit sakit sekalipun kamu injak aku Aku tidak akan protes ketika kamu ceburkan aku dalam genangan air ketika kamu masukkan aku pada tanah berlumpur bahkan ketika kamu tempelkan aku pada kotoran dan debu Kenyamananmu adalah segalanya bagiku Melangkahlah bersamaku Aku tidak akan marah ketika kamu bawa aku dalam panas menyengat walau sedih aku melihatmu berkeringat Aku akan tersenyum jika kamu bawa aku dalam hujan walau menangis aku melihatmu kebasahan Deritamu adalah celaka bagiku Namun jika aku hanyalah kerikil yang masuk ke dalam sepatumu yang hanya akan membuatmu sakit yang hanya akan membuatmu tidak nyaman bersama sepatumu itu Buanglah aku! Karena sebagai kerikil aku akan jauh lebih sakit : terjepit antara kamu dan sepatumu --- (Farhan – 15.01.2009) Ada beberapa perubahan dari puisi ini yang aslinya saya tulis setahun lalu, versi asli bisa dilihat dihttp://www2.hamami.info Gambar diambil dari http://armstrongaja.blogspot.com/2008/04/kepala-polisi-tidak-pake-sepatu.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun