Mungkin kita pernah mengalami keadaan yang mengharuskan kita untuk berhenti di Tepi jalan tol, entah karena ban pecah, mogok tiba-tiba, atau karena hal-hal sepele seperti karena ingin buang air kecil, atau bisa jadi karena iseng — seperti pengalaman teman saya — berhenti di tepi jalan tol untuk pacaran. Apapun alasannya, yang terpenting adalah untuk tetap berhati-hati ketika berhenti di pinggir jalan tol, karena apa yang teman saya alami ketika berhenti di tepi jalan tol sangat tidak mengenakkan.
Minggu, 24 Januari lalu teman saya tengah menempuh perjalanan ke Bandung. Waktu menunjukkan pukul 01:45 pagi, kira-kira 2 Km menjelang pintu tol Moh. Toha, tiba-tiba saja mobil yang ditumpangi mendadak kehilangan tenaga, sehingga terpaksa mobil diarahkan berjalan di bahu jalan tol, semakin pelan sampai akhirnya mobil benar-benar berhenti, lampu hazard dinyalakan, asap putih mengepul dari balik kap mobil. Sadar bahwa perjalanan sudah tidak mungkin dilanjutkan, maka teman saya menghubungi petugas patroli jalan tol (Jasa Marga) agar dibantu untuk menderek mobil ke pintu tol terdekat.
Karena kondisi badan yang sudah benar-benar lelah, maka ia memutuskan untuk menunggu petugas sembari beristirahat di dalam mobil. Mobil-mobil lain melaju kencang di sisi kanan, namun mengingat mobil sudah berhenti di posisi sangat pinggir dari jalan tol dan lampu hazard dan headlamp tetap menyala, maka ia begitu yakin kami berada di posisi yang aman.
Sekitar 15 menit berlalu, tiba-tiba suara benturan yang begitu keras dan memekakkan telinga dibarengi guncangan hebat yang membuat ia terlempar-lempar di dalam mobil. Dalam keadaan antara sadar dan tidak, beberapa detik kemudian sebuah mobil box (seukuran Mitsubishi Colt Diesel FE 73 kira-kira) terlihat oleng di depan mobil dan terus melaju begitu saja setelah menabrak bagian belakang dan menghajar habis sisi bagian kanan mobil. Mobil terseret kurang lebih 10 m dari tempat berhenti semula. Hancur sudah, namun bersyukur nyawa selamat, hanya luka-luka ringan dan memar-memar di bagian tubuh.
***
Berikut ada beberapa tips-tips yang sekiranya dapat bermanfaat bagi kita semua agar terhindar dari musibah seperti yang teman saya alami:
- Selalu catat dan simpan nomor telepon informasi jalan tol di ponsel atau simpan catatan tersebut di mobil anda, akan sangat bermanfaat dalam keadaan darurat.
- Jangan berhenti di sepanjang jalan tol jika tidak benar-benar terpaksa.
- Jika anda terpaksa berhenti di jalan tol, menepilah ke kiri dan usahakan mobil anda berada di posisi paling kiri, akan lebih baik jika memungkinkan untuk meletakkan mobil di luar bahu jalan, karena seperti pengalaman teman saya yang sudah saya ceritakan tadi, bahu jalan tol tidak selamanya aman. Jangan lupa untuk menyalakan lampu hazard dan memasang segitiga pengaman berjarak 10 m dari tempat anda berhenti.
- Hubungi segera pusat informasi jalan tol untuk meminta bantuan petugas. Ini penting sebab petugas patroli jalan tol biasanya memiliki perlengkapan yang bisa membuat posisi berhenti kendaraan anda lebih aman (seperti cone, lampu penanda hati-hati, segitiga pengaman, dan lain-lain).
- Sedapat mungkin jangan berada di dalam mobil, keluar dan menepilah ke tempat yang lebih aman.
- Jangan memaksakan diri untuk memperbaiki mobil anda di tepi jalan tol, apalagi dalam waktu yang lama, ada baiknya anda meminta bantuan mobil derek untuk menderek mobil anda keluar dari jalan tol.
- Tetaplah berhati-hati dan selalu waspada.
Akhir kata, semoga informasi ini dapat bermanfaat dan semoga tidak ada lagi yang mengalami kejadian seperti yang teman saya alami. ---
25.01.2010
- Foto-foto diambil beberapa jam setelah kejadian.
- Beberapa tips disarikan dari http://www.oto.co.id/infootomotif/Tips_detail.asp?ContentID=OTO2307052001622-078833
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H