Mohon tunggu...
Muhamad Fajrul
Muhamad Fajrul Mohon Tunggu... Lainnya - TUKANG JAHIT

TOO DUMP TO DIE

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu dan Bapak

4 Oktober 2023   18:21 Diperbarui: 4 Oktober 2023   18:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sandarkan letihmu di ujung waktu, keras bagai gelombang, kuat bagai samurai, tangguh bagai tembok cina. Ibuku adalah emasku, bapakku adalah perisaiku. kaca adalah dermaga, perempuan terindah wanita terhebat, terluka karna di kasih, di cinta karna dia menangis, di rindu karna dia bukan pembantu, lalu jatuh sejatuh jatuhnya sampe keperut bumi yang paling panas, lalu wanita terindah ku menyelamatkan dengan genggaman yang gemuruh enggan kurengkuh dalam keheningan dengan matahari yang sampai tak kuat bersinar di hadapan genggaman ibuku yang sejuk napak di hadapan wajahku, penyadapan pelangi terlihat jelas di sela sela jari manis ibu tanpa ada satupun awan menghalanginya, lalu ku tersenyum dalam keheningan memahami apa itu arti genggaman seorang wanita terhebat ataupun perempuan terindah bagai mercusuar tersinari matahari di atas gelombang gelombang yang di dorong angin laut. Sedikit sadar tapi selalu gila di hadapannya.

SLKNMTRM//MMSHR//HAL23VERBATRIVIA//DMSSMLKR

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun