Pellet untuk bahan bakar ? Mungkin pertanyaan yang terdengar aneh di sebagian besar telinga masyarakat Indonesia, hal ini karena pellet yang biasa didapatkan atau digunakan biasanya untuk pakan ikan dan pakan ternak, atau pellet yang dikenal oleh masyarakat awam sebagai sesuatu ilmu hitam yang se-"bangsa" dengan santet. Jadi apakah pellet tersebut? pellet yang dimaksud diatas merupakan salah satu bahan bakar yang berbentuk pellet dengan ukuran lebih besar dari pellet biasa, yaitu berdiameter 5-15 mm dan panjang kurang dari 30 mm. Pellet ini dibuat dengan cara menghancurkan bahan baku dan dengan bantuan perekat biasanya tapioka, kemudian dilakukan pencetakan dengan alatnya yang bernama pellet mill. Dalam dunia sains lebih dikenal dengan nama biopellet. Pellet tersebut dapat menggantikan kayu bakar dan minyak tanah yang sekarang ini sangat langka di pedesaan dan pinggiran kota. Selain itu dapat juga digunakan sebagai bahan bakar industri, seperti yang dilakukan oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Kegunaan pellet sebagai bahan bakar altenatif ramah lingkungan disebabkan oleh keunggulannya yaitu terbuat dari bahan baku yang bersifat mudah terdegradasi dan dapat diperbaharui, serta ramah terhadap lingkungan. Selain itu pellet ini memiliki nilai kalor yang tinggi, yaitu sekitar 4000- 5000 kilo kalori. Nilai kalor ini menentukan daya pembakaran dari suatu bahan bakar. Menurut hasil perhitungan dan analisis Amina Kurniasi Alu dan kawan-kawan terhadap pellet yang terbuat dari sekam padi yang diikut sertakan dalam lomba Mandiri Young Technopreneursip 2011 oleh Bank Mandiri, diketahui bahwa minyak tanah dengan nilai kalor 9.000 kkal/ltr, setara dengan 1,4 kg biopellet. Sementara gas LPG memiliki nilai kalor yaitu 11.220 kkal/kg yang setara dengan 2,3 kg biopellet. Dari segi harga, pellet atau biopellet yang diproduksi untuk ajang lomba tersebut dijual dengan harga 2000 per kg. Selain itu, penggunaan pellet untuk bahan bakar cukup mudah dan hasil pembakaran tidak mengandung banyak asap seperti kayu bakar, sehingga pellet ini dapat mencegah banjir akibat penebangan pohon untuk kayu bakar. Dengan potensi limbah pertanian yang sangat banyak di Indonesia dan dengan adanya kelangkaan bahan bakar serta naiknya harga BBM saat ini, pellet dapat menjadi salah satu solusi bahan bakar pengganti yang ramah lingkungan untuk masyarakat pedesaan dan pinggiran kota serta UKM seperti UKM dodol dan untuk bahan bakar industri besar yang ada di Indonesia. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H