Setiap sepuluh detik satu orang akan meninggal karena kencing manis dan setiap sepuluh detik pula,satu orang terserang penyakit kencing manis. Prediabetes adalah kondisi kadar glukosa darah di atas normal tetapi masih di bawah kadar glukosa darah untuk diabetes. Prediabetes ditegakkan jika nilai kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl. Prediabetes di Indonesia sebagian besar dialami oleh wanita yaitu sebanyak 61,6% dan 25,3% pada usia 38-47 tahun (Kurniawan, 2010).
Orang Indonesia banyak yang beranggapan bahwa diabetes mellitus itu merupakan penyakit dari faktor keturunan, namun keyakinan tersebut salah. Keyakinan yang salah tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia kurang memperhatikan pola hidup yang beresiko menyebabkan penyakit diabetes militus. Angka kejadian pre-diabetes dilaporkan terus mengalami peningkatan. Setiap tahunnya 4-9% orang dengan pre-diabetes akan menjadi diabetes (PERKENI, 2011).
Apabila angka kejadian pre-diabetes ini tidak mendapatkan penanganan dan pendidikan kesehatan yang baik maka akan masuk kedalam penyakit diabetes militus. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan jiwa serta mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Saat ini diperkirakan 366 juta orang menderita penyakit tersebut. Pada tahun 2030, badan kesehatan dunia WHO memperkirakan ada 21,3 juta penderita diabetes di Indonesia.
Wanita di Indonesia mempunyai resiko mengalami gangguan toleransi glukosa lebih tinggi dibandingkan pria. Kenapa bisa terjadi seperti itu ? penyebabnya adalah wanita cenderung melakukan aktifitas yang lebih rendah dibanding pria yang mengakibatkan zat makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat diubah menjadi energi namun akan menumpuk menjadi lemak dan gula saja.Aktifitas dapat mempengaruhi kadar glukosa darah puasa karena dapat mempengaruhi sensitivitas sel terhadap insulin.berkurangnya sensitivitas insulin juga dapat terjadi pada usia >30 tahun (Corwin, 2009).
Di Indonesia penanganan pre-diabetes masih belum menjadi fokus program pemerintah, upaya yang dilakukan pemerintah masih berfokus pada program kurative dan rehabilitatif pada penderita diabetes militus, namun upaya tersebut memerlukan banyak biaya. Strategi yang harus dioptimalkan adalah tindakan preventif dan promotif (Febrida, 2013).
Apabila hanya dioptimalkan pada tindakan kuratif dan rehabilitatif, maka dana yang disediakan pemerintah tidak akan cukup (WHO, 2011). Padahal, pada praktiknya, dana yang dianggarkan untuk usaha promotif dan preventif hanya 10%, sedangkan dana untuk kuratif dan rehabilitatif sekitar 60-85% (Febrida, 2013).
Hal ini menyebabkan usaha promotif dan preventif menjadi kurang maksimal. Perawat sebagai edukator dapat memberikan pendidikan kesehatan salah satunya mengenai pola makan sebagai upaya pencegahan bagi pasien yang beresiko mengalami penyakit diabetes militus.Pemilihan jenis makanan yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai pencegahan diabetes. Bahan makanan yang dihubungkan dengan penurunan kadar glukosa darah adalah brokoli.
Brokoli (Brassica oleracea) adalah bunga dari sayuran tanaman sejenis kubis-kubisan. Brokoli memiliki potensi untuk mencegah beberapa penyakit seperti kanker, kardiovaskular, dan diabetes melitus karena mengandung senyawa antioksidan, antikarsiogenik, sulforafan dan serat. Brokoli merupakan salah satu tanaman yang mengandung berbagai macam antioksidan seperti sulforafan, vitamin A dan vitamin C.5 Kandungan vitamin C yang cukup tinggi yaitu sebesar 115 mg setiap 100 gram.6 Vitamin C berperan sebagai antioksidan primer yang dapat menurunkan resiko stres oksidatif di dalam tubuh (Yuliana & Nurdiana 2009).
Berdasarkan beberapa hal di atas, maka penulis menawarkan strategi inovatif dalam pencegahan diabetes militus pada wanita, yaitu melalui jajanan sehat berbahan dasar brokoli, yang diberi nama OLIKUS “Brokoli Kukus“. Dalam pembuatan OLIKUS ini sangat mudah karena dalam proses pembuatannya tidak memerlukan peralatan yang cangih, peralatan yang diperlukan dapat ditemui di dapur rumah anda. OLIKUS ini kaya dengan sulforafan, senyawa sulforofan mempunyai peranan sebagai antioksidan yang mengaktifkan aktivitas Nrf2 (Nuclear factor E2-related factor-2). Peningkatan aktivitas Nrf2 dapat menurunkan resistensi insulin, menurunkan perpindahan insuline-sensitive glucose transporter (GLUT-4) dan gangguan metabolisme glukosa (Jialin, 2012). Dengan proses pengukusan kandungan brokoli kukus itu menjadi tiga kali lipat dibandingkan dengan brokoli mentah yaitu 3.51 mmol berbanding 1.1 mmol.
Para wanita pasti masih dibingungkan dengan berapa porsi yang kita makan agar kita dapat menghindari kadar gula darah puasa untuk pre-diabetes. Tenang saja porsi yang makan sudah uji dan di teliti oleh Nirmaya Esthi Wulandari dan Yekti Wirawanni dalam jurnal “Pengaruh Pemberian Brokoli Kukus (Brassica Oleracea) terhadap Kadar Gula Darah Puasa Wanita Pre-diabetes” tahun 2014. Porsi yang harus di konsumsi dalam satu hari adalah 140 gram dan dikonsumsi secara rutin dalam 4 minggu. Kandungan dalam 140 gram brokoli kukus adalah sulforafan ± 15,67 g, kalori 43,68 kal, dan serat 4,68 g (Zahra at. al., 2012)
Berdasarkan kandungan brokoli kukus itu maka diharapkan bagi para pembaca untuk mengkonsumsi OLIKUS dalam takaran yang tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Sumber : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/6849
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H