Mohon tunggu...
Firsty Relia Renata ST
Firsty Relia Renata ST Mohon Tunggu... Relawan - Belajar Bersyukur

Head of the social communication section - PPC ~ St Paulus Pku Periode 2017-2020 Periode 2021-2024 Housewife

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Interospeksi Diri] Anak Kecil, Ice Cream Sunday, dalam Hubungan dengan Kekurangan dan Kelebihan

20 September 2010   10:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada cerita hari ini yang saya denger dari radio Smart FM pas lagi antri macet di depan Sekolah Darmayuda jalan Sukarno Hatta. Ceritanya dateng dari Konsultan Keluarga, namanya.. (Lupa, maaf..)

Ceritanya gini:

Yang namanya anak-anak, nggak akan pernah nolak kalo di kasih Es Krim Sunday. Skarang, beberapa fast food terkemuka berlomba-lomba nyedian Sunday Ice Craem dengan harga murah.

Suatu hari, seorang anak datang, duduk di restoran siap saji tersebut, dan duduk nunggu giliran di layanin. Ateng Pramuniaga sambil bawa air putih segelas, dan Tanya,:

“Ada yang bisa saya bantu, Dik?:

“Mau Tanya dulu kak, kalau ES Krim Sunday berapa harganya?” Tanya si anak.

“Dua ribu,” jawab si Pramuniaga.

Si anak tampak berpikir-pikir. Kemudia Tanya lagi,

“Kalau Es Krim yang pakai gelas tanpa rasa, berapa harganya?”

Si Pramuniaga yang tampak sudah ingin menerima pesanan karena tamu yang datang mulai padat, menjawab dengan setengah hati, “ Seribu lima ratus”

Tanpa malu-malu, si anak mengeluarkan uang recehan, dan mulai menghitung, sambil ditunggu pramuniaga yang mulai kesal.

“Kalau gitu saya mau pesan yang pakai gelas saja, tanpa rasa, ya Kak..” kata si anak sambil menyerahkan uangnya.

Dengan cepat si pramuniaga memberikan pesanan si anak dan meletakkan nota pembelian yang sudah dibayar di samping gelas air putihnya tanpa berkata apa-apa yang mulai melayani pesanan lain.

Si anak dengan cepat menghabiskan es krim tanpa rasanya, dan pergi meninggalkan toko.

Ketika si Pramuniaga datang ke meja anak itu untuk mengambil bekas gelasnya, ia tersentak, dan hampir menangis…

Why?

Disebelah nota dan gelas air putih yang ditinggalkan si anak, ada uang logam Rp.500,- rupiah. Rupanya si anak merelakan tidak membeli Sunday Ice cream, karena ingin berbagi tips dengan si Pramuniaga… J

===

Illustrasi yang bagus untuk hari inibuat disimak, bahwa kadang kita yang merasa “lebih” dari orang lain, kadang meremehkan orang yang kita anggap “kurang”. Pada dasarnya, semua manusia diciptakan dengan memiliki kelebihan masing-masing. Jadi, kalau kita mau dihargai orang lain, mulai aja belajar menghargai orang lain yang kita anggap remeh, yang akan menjadi pola habit / kebiasaan kita untuk menghargai hal-hal yang kecil, dan berkembang menjadi menghargai hal-hal yang besar, bukan terbalik seperti yang biasa kita temui. Maka, kitapun akan dihargai orang lain karena penghargaan kita terhadap hal yang kecil..

Is this making a sense?

Menurut saya, ini sangat masuk akal dan relistis, karna hidup nggak melulu “kelebihan-kelebihan” aja yang ditonjolkan, but jika mau jujur, banyak kekurangan yang kita simpan atau sembunyikan dengan menonjolkan apa yang kita “anggap” lebih pada diri kita untuk dilihat orang.. Kelebihan bukan untuk menyembunyikan kekurangan, yang betul, kekurangan adalah hal yang perlu diperbaiki..

Thank you…

Have a great day, allz…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun