Hari gini siapa sih yang gak pingin bergaji besar?
Ini sedikit Tips yang moga-moga bisa berguna..
Seringkali orang menilai besar-kecilnya gaji dari posisi yang ditawarkan. Misalnya posisi staff tentu gajinya lebih kecil dari supervisor, demikian pula supervisor lebih kecil gajinya dari manager, manager dari direksi demikian seterusnya...Anggapan demikian tidak salah. Namun sebelum ada mengincar satu jabatan atau posisi tertentu, ada hal yang seringkali dilupakan para pencari kerja..yaitu Industri-nya!
Pengalaman pribadi sewaktu masih fresh graduate, seringkali gak punya preferensi mau kerja di industri apa, lebih tertarik dengan posisi-posisi yang ditawarkan, dikaitkan dengan background pendidikan yang kita punya. Banyak lulusan baru yang tertarik kerja di Bank, kerja di lingkungan yang nyaman, selalu berdasi dan keliatan keren. Padahal bisa jadi gajinya imut-imut...hehe
Contoh kasus, manajer di perusahaan tekstil bisa berbeda gaji bumi dan langit dengan manajer di perusahaan minyak. Industri telekomunikasi beda range gajinya dengan industri consumer goods. Terutama berlaku bagi profesi/jabatan tertentu yang bersifat generik atau diperlukan oleh semua perusahaan.
Contoh, bila anda akuntan, cobalah cari tahu industri apa yang punya range gaji yang lebih besar, karena bisa jadi sesama akuntan berbeda gaji jauh, bisa jadi beban kerja akuntan di perusahaan manufaktur lebih pusing ketimbang akuntan di perusahaan  services/jasa, tapi dengan gaji yang jauh lebih kecil....rugi dong kerja lebih pusing gaji lebih kecil...hehe...
Kasus lain, Seorang sales manager FMCG yang saya kenal, bergaji lebih sedikit ketimbang sales executive (salesman) dari perusahaan supplier Oil & Gas, dimana nilai transaksi/ business value-nya ikut mempengaruhi. Sales Manager FMCG tersebut bertanggung jawab atas availability suatu produk, kebayang dong  musti keluar masuk pasar, sementara sales executive Oil &  Gas, yang dengan lobi nyaman di cafe bisa menggaet proyek miliaran rupiah...
Sebenarnya berhubungan dengan rantai bisnis dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat contoh lain : Petani yang kerja banting tulang dengan resiko besar gagal panen dapat persentase keuntungan yang paling kecil ketimbang misalnya supermarket yang menjual produk pertanian. Padahal si Petani musti modalin dulu pupuk, bibit dsb, sementara si Supermarket dengan enaknya menerima duit cash dari pembeli dan membayar supplier secara kredit, bisa tiga bulan lagi bayarnya...wkwk...
Makanya negara-nya jadi kacau, karena lulusan pertanian ogah kerja di industri pertanian, pilih ke industri lain yang menawarkan gaji lebih besar....MNC umumnya menawarkan gaji yg lebih tinggi, tentu bahasa Inggris yang cas-cis-cus mutlak diperlukan...Beda asal negara MNC pun bisa jadi mempengaruhi. Standar gaji di perusahaan MNC Korea "katanya" lebih kecil dari gaji MNC Jepang, dan MNC Jepang juga lebih kecil dari MNC Eropa ato Amerika....
Kalo mau penghasilan gede banget, dan gak cape sama sekali ya jadi koruptor, cuma tanggung sendiri dosanya...hehe
Namun secara umum, semakin besar tanggungjawab, resiko dan nilai uang yang dikelola akan semakin besar gajinya...