Mohon tunggu...
Rezha Nata Suhandi
Rezha Nata Suhandi Mohon Tunggu... Penulis - Rezha

Mencintai senja kala biru, kegaduhan imajinasi lambang superioritas intelektual.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelaah Arah Munaslub Golkar

9 Mei 2016   22:19 Diperbarui: 9 Mei 2016   23:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Untuk selamatkan Partai dari derasnya arus globalisasi, memiliki kekayaan logistik dan materi saja tak cukup. Butuh lebih dari itu, semangat, visi, kreatifitas dan juga inovasi untuk menumbuhkan kembali cita kekaryaan bagi partai golkar. Karena itu Golkar butuh Generasi Y, Generasi muda untuk mengawal segala hal yang dibutuhkan menembus deras arus modernisasi. Menantang modernisasi dan globalisasi tentu dengan mengadopsi nilai-nilai modernisasi itu senidiri. Jika tertinggal maka habislah. Golkar butuh konsepsi dewasa ini, kembali untuk merajut untaian tali temali yang membebani pada sejarah dan masa lampau.

            Arah akan kemana Munaslub dan Golkar akan dibawa tentu merupakan sebuah ambiguitas dan pertanyaan yang harus dijawab secara lugas oleh para kader dan ketua umum terpilih kelak. Ini menjadi bonus generasi, bagi khalayak akan disajikan betapa sebuah peran besar partai politik akan mengubah cara pandang apatisme terhadap politik dan politisi. Kita mencaci kita memuji. Politisi adalah harapan sekaligus hiburan. Panggung politik adalah drama dan bencana katanya. Negarawan akan lahir.

             Bagi saya terpenting sekarang adalah selamatkan dahulu partai Golkar agar tak terjerembab jauh lebih dalam ke barisan poros tengah. Jika ini terjadi maka kutukan akan menjelang terhadap siapapun yang telah salah tentukan arah langkah Partai Golkar. Menguntai kata tentu mudah, tak sesulit berjibaku selamatkan marwah Partai. Namun harapan telah disematkan pada yang berani secara terbuka menisbahkan diri untuk mengabdi pada usia-usia senja sang Beringin tua.

 Pupuk telah disemai, air telah tercurah, daun-daun kering di dahan sudah dipangkas, akar yang terlalu menjuntai pun telah di cerabut. Kini tinggal menunggu Beringin tumbuh kembali, karena ada ksatria-ksatria tempur yang sedang rehat sejenak dibawah rindang Beringin. Menanti sang Panglima kibarkan bendera tanda maju bagi segenap jiwa yang siap abdikan diri bagi bangsa dan Negara. Dibawah naungan Beringin, perjuangan belumlah usai Munaslub bukan akhir dari perjalan, ini adalah awal harapan menuju kemuliaan dan kejayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun