Mohon tunggu...
Ezyta Herky
Ezyta Herky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kota Reog

5 Juli 2022   21:58 Diperbarui: 5 Juli 2022   22:37 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

sang raja hutan yang menjadi simbol untuk kertabumi (Raja Majapahit) di atasnya dipasang bulu merak yang berjumlah ratusan sehingga menyerupai kipas raksasa untuk menyimbolkan permaisuri dan rekan-rekannya di pemerintahan yang mengatur dari atas. 

Versi lainnya adalah kisah tentang kisah Prabu kecono sewandono sang raja kerajaan Bantar angin (sekarang Ponorogo) dengan Dewi songgolangit putri Kerajaan Kediri.

Tari Reyog sendiri biasanya dipentaskan untuk beragam acara seperti pernikahan, pesta rakyat, acara nasional, dan lain sebagainya. Seni Reyog diakui secara Nasional ataupun Internasional sebagai salah satu warisan budaya asal kota Ponorogo, sehingga Ponorogo dikenal dengan sebutan "Kota Reyog" atau "Bumi Reyog". 

Sebagai generasi muda sudah menjadi kewajiban kita untuk turut menjaga dan melestarikan warisan-warisan budaya peninggalan para leluhur terdahulu untuk anak cucu kita nanti. Adat istiadat dan budaya merupakan harta yang tak ternilai harganya. 

Beragam budaya yang tak terhitung jumlahnya menjadi akar kemakmuran bangsa ini, sebuah bangsa besar yang kaya akan keragaman budaya disatukan dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". berasaskan pancasila dengan lambang burung garuda, negara tercinta Indonesia.

Pagi itu, tanggal 11 Agustus, kota Ponorogo merayakan hari jadinya. Di hari yang spesial ini, biasanya kotaku mengadakan pertunjukkan kesenian Reog. Pertunjukkan itu diadakan di alun-
alun kota. 

Aku dan adikku Calista, izin pamit kepada ibu, untuk pergi ke pertunjukkan kesenian Reog. Ibu mengizinkan kami pergi dan berpesan "Jagalah selalu adikmu ya kak". Akupun
mengangguk dan berkata "Baik ibu".

Di perjalanan menuju alun-alun kota, kami terkesima melihat kemeriahan kota ponorogo pada saat itu. Ada banyak penjual yang menjual perlengkapan untuk pertunjukkan Reog, seperti kostum penari, topeng, dan alat-alat lainnya. 

Sesampainya di alun-alun kota, kami melihat berbagai macam topeng reog dan penari di sana sedang bersiap-siap. Lalu, pertunjukan pun di mulai, berbagai macam tarianpun ditampilkan. 

Saat pertunjukan pentas tadi, pertunjukan tersebut sangatlah meriah. Tidak ada hambatan. Setelah selesai pertunjukan kita langsung bergegas pulang karena hari sudah semakin larut malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun