Mohon tunggu...
Ezra Artasasta
Ezra Artasasta Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Budaya, Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konservasi Budaya di Jepang: Mempertahankan Budaya dengan Mengembangkan Budaya

3 April 2024   16:20 Diperbarui: 4 April 2024   01:20 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya di Jepang sebagian besar sama seperti budaya Bangsa Indonesia yaitu memiliki banyak nilai keberagaman sehingga nilai budaya menjadi keunggulan tersendiri bagi masing-masing negara. Jepang selalu menjadi daya tarik bagi warga negara lain bukan hanya karena destinasi di wilayahnya melainkan budaya yang terdapat di dalamnya. Tidak sedikit juga warga negara asing memperagakan beberapa budaya Jepang seperti tarian, nyanyian, ataupun penampilan. Ada beberapa budaya Jepang yang cukup terkenal dan menarik perhatian para masyrakat jepang itu sendiri maupun wisatawan asing sebagai berikut:

1. Geisha (Seniman Penghibur Tradisional)

Geisha dalam Bahasa Jepang berarti “Orang Seni” atau orang yang mampu melakukan berbagai aktivitas kesenian seperti menari, menyanyi ataupun bermain musik. Geisha sendiri diindentikan dengan Wanita menggunakan kimono atau pakaian tradisional Jepang dan memiliki tata rias wajah yang tebal hingga menjadi ciri khas Geisha itu sendiri. Geisha ini biasanya tersebar di berbagai wilayah salah satunya di Kyoto. Oleh karena itu, bagi kalian yang ingin berfoto dengan Geisha dipersilahkan dengan memperhatikan tata krama yang baik dan sopan. 

2. Matsuri (Festival Jepang)

Source: Japan Trips 
Source: Japan Trips 

Matsuri ini berawal dari kata Matsuru yang berarti memuja atau menyembah. Dulunya, Matsuri ini diperuntukkan untuk acara penyembahan dalam keagamaan di kuil budhha maupun Shinto. Selain untuk penyembahan, Matsuri ini juga dilaksanakan sebagai bentuk perayaan kesuksesan panen ataupun segala rahmat yang terjadi pada Masyarakat. Seiring berjalannya waktu, Matsuri ini mencampurkan hal keagamaan dan perayaan. Oleh karena itu, baik masyarakat Jepang itu sendiri maupun wisatawan asing dapat menikmati suasana Matsuri tersebut.

3. Sadou/Chanoyu (Upacara Minum Teh)

Source: Japanese Station
Source: Japanese Station

Awalnya, budaya ini berasal dari negeri Tiongkok yang kemudia juga ikut dilestarikan oleh warga Jepang. Upacara minum teh ini biasanya dilaksanakan sebagai bentuk perayaan terhadap keberhasilan yang diperoleh. Untuk acara formal upacara minum teh itu sendiri bisa menghabiskan waktu hingga 4 jam. Di dalam upacara minum teh ini, ada beberapa rangkaian hal atau tata cara yang harus dilakukan mulai dari dekorasi ruangan, pakaian, cara duduk, menuangkan teh, bahkan meminum tehnya pun ada rangkaiannya sendiri. Beberapa hal yang bisa dirasakan setelah mengikuti kegiatan upacara minum teh ini adalah kita dapat lebih mengenal bagaimana cara melayani tamu dengan baik, bagaimana bersikap yang sopan terhadap orang lain dan bagaimana cara kita menghargai orang lain.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun