Anies juga harusnya keliling ke rumah sakit-rumah sakit, untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan. Memastikan tak ada cerita rakyatnya yang kesulitan. Dan yang paling penting, memastikan penanganganan Covid-19 di daerahnya berjalan sesuai harapan.
Jangan sampai ada lagi pasien Covid-19 yang meninggal dan terlantar di depan rumah. Cukup satu saja. Meskipun itu sudah menjadi tamparan bagi Indonesia.
Tak boleh ada lagi cerita rumah sakit yang menolak pasien dengan alasan sudah penuh. Ibarat pepatah, Anies harusnya berprinsip 'entek amek kurang golek'. Kalau habis ya ambil, kalau kurang ya dicari.
Keberhasilan penanganan Covid-19 di Jakarta sangat bergantung pada Anies. Sebagai tokoh sentral dan panglima perang, Anies dituntut bisa menangani dengan baik. Program kerja dan kebijakan disusun terarah. Seluruh barisan dipastikan rampak berjalan beriringan. Sosialisasi dan edukasi sebagai upaya pencegahan digalakkan. Peningkatan layanan rumah sakit jadi kewajiban.
Kalau itu ia lakukan, warga akan merasa lebih aman. Tapi nyatanya tidak. Anies justru sibuk 'jualan' makam.
Apa yang terjadi di Jakarta, berbanding terbalik dengan yang ada di Jawa Tengah. Di Jateng, sosok Ganjar Pranowo selalu muncul di tengah-tengah masyarakat dan selalu bisa menyelesaikan masalah. Selama pandemi, Ganjar bisa dikatakan jadi orang paling sibuk diantara pemimpin negeri.
Hampir setiap hari, pria yang identik dengan rambut putihnya ini keliling kampung. Menggunakan sepedanya, ia tak pernah lelah mengedukasi warga. Masuk ke pasar, mall, kampung dan tempat-tempat keramaian publik ia lakukan. Demi menumbuhkan kesadaran warganya akan pentingnya protokol kesehatan. Meski ia sadar, itu sangat beresiko baginya. Tapi resiko itu ia ambil, karena negara memang sedang memanggil.
Meski sering diingatkan, tapi Ganjar tetap pada pendirian. Baginya, edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan adalah kunci dari penanganan pandemi. Semakin rakyat sadar prokes, semakin cepat pandemi tertangani. Selain menggenjot vaksinasi, bagi Ganjar disiplin prokes adalah vaksin paling ampuh saat ini.
Di sisi hilir. Ganjar benar-benar memerankan perannya sebagai panglima tempur. Semua rumah sakit ia minta menambah tempat tidur. Kepala daerah dipaksa menyediakan tempat isolasi terpusat. Program Jogo Tonggo dihelat. Penutupan tempat-tempat keramaian dilakukan, guna mencegah penyebaran.
Hampir tiap hari, Ganjar keliling ke sejumlah Kabupaten/Kota. Kehadirannya jelas untuk memastikan, tak ada persoalan di sana. Seringkali bahkan, ia sidak dan menemukan pelanggaran. Dengan naluri kebapakan, Ganjar menegur dan memberikan pendampingan. Dengan cepat pula, ia membantu menyelesaikan.