JAKARTA - Setelah ring back tone (RBT) “mati suri”, perusahaan label rekaman Tanah Air ketar-ketir mencari jalan untuk hidup. Apalagi dengan pembajakan lagu serta CD yang masih menjadi masalah dalam negeri ini. Berbagai cara dilakukan label rekaman untuk mempertahankan industri musik Tanah Air agar tetap bertahan, dari sekadar menjual album dengan tidak lazim, seperti menjual album di rumah makan cepat saji, pom bensin, bank, hingga minimarket. Penjualan tidak hanya di toko-toko kaset dan CD saja, melainkan juga di berbagai toko tersebut. Berbagai format baru dalam memasarkan artisnya juga dilakukan, seperti menjual lagu lewat website di internet. Namun, di lain pihak unduh ilegal juga masih menjadi momok bagi label rekaman.
Selain itu, mereka juga berusaha keras dalam memasarkan artisnya lewat konser-konser serta roadshow yang didukung sponsor. Pasalnya, promo konser terbilang ampuh dalam memasarkan artisnya. Bahkan, kini semakin banyak ajang pencari bakat yang digelar oleh label rekaman yang bekerja sama dengan sponsor. Menurut Muhammad Soufan selaku perwakilan PT Emotion Entertainment (E-Motion), label rekaman belum menemukan cara jualan yang pas untuk mengganti format RBT yang sedang mati suri.
Kini, cara pemasaran industri rekaman Tanah Air lebih mengandalkan jualan fisik CD, meskipun masalah pembajakan CD masih menjadi persoalan dalam negeri ini. Selain itu, label juga bergerilya memasarkan produknya lewat layar televisi dan promo konser di daerah.
Soufan juga mengungkapkan perusahaan rokok merupakan salah satu sponsor yang terus mendukung industri musik Tanah Air. Terlepas dari anggapan negatif, justru perusahaan rokoklah yang gencar mensponsori acara musik.
Oleh karena itu, label rekaman juga menjaring sponsor dalam ajang pencarian bakat serta pergelaran konser. Hal ini mendukung label rekaman untuk tetap hidup lantaran kekuatan sponsor untuk mempromosikannya di kemudian hari lewat pergelaran konser-konser. Apalagi, diakui A&R Manager Warner Music Indonesia Arie Legowo, label rekaman kebanjiran demo album yang ditawarkan artis baru. “Kita nggak bisa menutup keadaan ini (krisis industri musik). Tapi, sampai sekarang masih banyak yang kirim demo ke kita, membuktikan bahwa industri musik masih menarik,” kata Arie saat jumpa pers LA Meet The Labels 2014 di FX Plaza, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Grup Band Jadi Andalan
Sebagian industri musik Tanah Air kini dikuasai boy band dan girl band. Para label rekaman seakan mengikuti tren tersebut dengan melahirkan boy band dan girl band baru. Sementara itu, grup band seakan tenggelam. Ini karena hampir sebagian besar media massa terutama televisi lebih memberikan porsi yang besar untuk boy band tersebut. Ternyata, anggapan grup band telah tenggelam itu tidak terbukti. Justru, banyak grup band bermunculan. Hal itu diketahui ketika kompetisi untuk band, solois, atau duo berbakat diselenggarakan oleh LA Lights Meet the Labels 2014 di tiga kota besar, yakni Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Menurut Brand Manager LA Lights Maya Shintawati, meskipun boy band dan girl band menguasai industri rekaman Indonesia, peminat terhadap band masih besar. Banyak band baru bermunculan di daerah-daerah.
“K-Pop ini fenomena dan negara kita sedang dibanjiri Korean Pop, tapi kalau saya lihat spirit yang sudah live audition di tiga kota memang nggak ada yang K-Pop. Di Surabaya nggak ada tapi di Yogyakarta ada. Kami selalu open dengan format apa pun,” ujarnya. Diakui Maya, berbagai genre, seperti pop, rock, dan R&B, masuk dalam kompetisi ini. Mereka memberikan kebebasan kepada para peserta untuk membawakan lagu dengan ciri khas masing-masing.
Iqbal Siregar selaku perwakilan E-Motion mengaku banyak talenta baru dan bagus dari daerah. Ajang ini juga menjangkau artis baru yang tidak terjangkau label rekaman. “Yang kita cari musik yang fresh, unik. Rencananya akan digelar lagi di Medan, Bali, Pontianak, dan Balikpapan,” ujarnya.
Dalam ajang ini, lima perusahaan label rekaman musik, seperti Alfa Records, Aquarius, E-Motion, Seven Music, dan Warner Music Indonesia terlibat. Para label ini akan memilih salah satu artis terbaiknya.
INTINYA DARI SEMUANYA IALAH: disebabkan RBT sedang mengalami mati suri, dan jangan beli bajakan ya..!!
Sumber : Ezri's Artikel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H