Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini berasal dari genus Flavivirus famili Flaviridae yang vektornya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue terdiri dari 4 serotive yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN 3, dan DEN-4. Virus ini menyebabkan kesaitan dan kematian di negara-negara tropis dan sub tropis termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri penyakit demam berdarah selalu meningkat pada awal musim hujan dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Penyakit tersebut juga menimbulkan wabah lima tahunan di Indonesia, dimana wabah lima tahunan. Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 50% spesies serangga, termasuk beberapa jenis nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.
Wolbachia mampu mengintervensi masa hidup nyamuk, mengganggu sistem reproduksi, dan menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.
Menurut dewan penasihat kontrol vektor WHO secara spesifik merekomendasikan Wolbachia sebagai kontrol mikrobiologi terhadap penyakit manusia yang dibawa oleh nyamuk dewasa. Berdasarkan bukti-bukti bahwa simbiosis Wolbachia pada populasi nyamuk Aedes aegypti mampu mengurangi kemampuan nyamuk dalam mentransmisikan virus ke manusia. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa infeksi Wolbachia mengurangi replikasi virus dengue.
Pada pembahasan ini kami ingin mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat semester 3 Universitas Jambi mengenai
nyamuk Wolbachia serta manfaatnya. Cara kerja bakteri wolbachia itu yaitu, dengan memasukkan bakteri wolbachia ini ke dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Kemudian dilakukan kawin saling, dimana nyamuk jantan ber-wolbachia dapat memblok virus dengue pada nyamuk betina, dan sebaliknya, jika bakteri ini dimasukkan ke dalam nyamuk betina maka akan dihasil kan telur yang mengandung Wolbachia. Di Indonesia penggunaan Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti untuk mengendalikan penyakit DBD masih menjadi hal baru dan sudah dilaksanakan di Kabupaten Bantul dan Sleman Provinsi Yogyakarta.
Sebagai mahasiwa kesehatan masyarakat, sudah seharusnya kita aktif mengetahui dan mempelajari agent agent baru berbagai penyakit khususnya penyakit DBD. Wolbachia sendiri mempunya keterkaitan dengan penyakit DBD yang masih menjadi masalah penyakit menular yang diakibatkan oleh vektor nyamuk di Indonesia maupun di dunia. Faktanya, wolbachia tidak berbahaya, malah memberikan dampak positif pada penurunan angka kasus DBD. Khususnya pada infeksi melalui gigitan nyamuk, Wolbachia tidak dapat masuk serta menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk, hal ini dikarenakan wolbachia terdapat pada kelenjar ludah nyamuk, tetapi tidak ditemukan dalam air liur. Dengan begitu nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia bermanfaat dalam memberikan proteksi bagi masyarakat dari dengue dalam jangka waktu panjang. Dengan teknologi Wolbachia juga dapat menghemat biaya pengobatan dan biaya produktivitas yang diivestasikan untuk penyakit DBD terutama pada daerah urban dengan populasi tinggi.
Dari hasil pembahasan yang sudah dilakukan pada mahasiswa semester 3 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Jambi sebagian besar sudah mengetahui apa itu Wolbachia dan sebagian kecil masih belum mengetahui. Pengetahuan umum seperti intervensi Wolbachia sebagai pengendali DBD ini sudah seharusnya diketahui oleh mahasiswa kesehatan masyarakat. Karena didalam menjalankan intervensi ini tenaga kesehatan masyarakat juga ikut berperan besar. Sebagai calon sarja kesehatan masyarakat, update berita kesehatan terkini serta peduli dengan kejadian kesehatan masa kini adalah hal wajib yang harus diterapkan sejak duduk di bangku perkuliahan. Dan sebagian besar mahasiswa semester 3 Ilmu Kesehatan Masyarakat sudah berhasil menerapkan hal tersebut.
Penulis : Tsabitaah zakhirah, Susilowati, Gilang Ramadhan Tanjung, Selfy Safitri, Haliva Asih Rahmanda, Sherly Karlina, Al Qohiyulan Tiar, Ester Laura, Ezra Ayu Novita, Meri Mawarni, Meyviana Sekar Efrianti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Jambi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H